Ini Asumsi Rupiah dan Harga Minyak dalam Revisi RAPBNP 2016
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) untuk tahun anggaran 2016. Dalam pengajuan RAPBNP 2016 tersebut, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) akan direvisi.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, RAPBNP 2016 rencananya akan diajukan pada masa sidang DPR yang dimulai pada 17 Mei 2016. Sebab, masa sidang parlemen saat itu dirasa cukup panjang untuk membahas mengenai APBNP 2016
"Pembahasan mengenai APBNP pada intinya pemerintah akan menyiapkan pengajuan RAPBNP pada masa sidang DPR yang berikut yang rencananya akan dimulai 17 Mei 2016. Kebetulan masa sidang DPR itu cukup panjang, dari 17 Mei sampai akhir Juli," katanya di Gedung Utama Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta di Kamis (7/4/2016).
(Baca Juga: Jokowi Gelar Sidang Kabinet Paripurna Bahas APBNP 2016)
Dia menyebutkan, beberapa asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2016 akan mengalami penyesuaian. Namun pertumbuhan ekonomi akan tetap dijaga pada level 5,3%. "Pertumbuhan tetap kita upayakan bisa dipertahankan di 5,3%," imbuh dia.
Sementara itu, sambung mantan Wakil Menteri Keuangan ini, asumsi tingkat inflasi akan turun dari 4,7% menjadi 4%, kemudian nilai tukar mata uang Garuda akan mengalami penyesuaian dari sebelumnya Rp13.900/USD menjadi Rp13.400/USD.
Asumsi harga minyak mentah Indonesia, tambahnya, juga akan mengalami penurunan mengingat tren harga minyak dunia juga mengalami penurunan dari sebelumnya USD50 per barel menjadi USD 35 per barel. "Demikian juga ada adjustment sedikit pada produksi minyak maupun gas," tandasnya.
Sebagai informasi, berikut asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN 2016 sebelumnya:
1. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%
2. Tingkat inflasi sebesar 4,7%
3. Nilai tukar rupiah rata-rata Rp13.900 per USD
4. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5%
5. Harga minyak mentah Indonesia rata-rata USD50 per barel
6. Lifting minyak rata-rata 830 ribu barel per hari (bph)
7. Lifting gas rata-rata 1.155 ribu bare setara minyak
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, RAPBNP 2016 rencananya akan diajukan pada masa sidang DPR yang dimulai pada 17 Mei 2016. Sebab, masa sidang parlemen saat itu dirasa cukup panjang untuk membahas mengenai APBNP 2016
"Pembahasan mengenai APBNP pada intinya pemerintah akan menyiapkan pengajuan RAPBNP pada masa sidang DPR yang berikut yang rencananya akan dimulai 17 Mei 2016. Kebetulan masa sidang DPR itu cukup panjang, dari 17 Mei sampai akhir Juli," katanya di Gedung Utama Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta di Kamis (7/4/2016).
(Baca Juga: Jokowi Gelar Sidang Kabinet Paripurna Bahas APBNP 2016)
Dia menyebutkan, beberapa asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2016 akan mengalami penyesuaian. Namun pertumbuhan ekonomi akan tetap dijaga pada level 5,3%. "Pertumbuhan tetap kita upayakan bisa dipertahankan di 5,3%," imbuh dia.
Sementara itu, sambung mantan Wakil Menteri Keuangan ini, asumsi tingkat inflasi akan turun dari 4,7% menjadi 4%, kemudian nilai tukar mata uang Garuda akan mengalami penyesuaian dari sebelumnya Rp13.900/USD menjadi Rp13.400/USD.
Asumsi harga minyak mentah Indonesia, tambahnya, juga akan mengalami penurunan mengingat tren harga minyak dunia juga mengalami penurunan dari sebelumnya USD50 per barel menjadi USD 35 per barel. "Demikian juga ada adjustment sedikit pada produksi minyak maupun gas," tandasnya.
Sebagai informasi, berikut asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN 2016 sebelumnya:
1. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%
2. Tingkat inflasi sebesar 4,7%
3. Nilai tukar rupiah rata-rata Rp13.900 per USD
4. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5%
5. Harga minyak mentah Indonesia rata-rata USD50 per barel
6. Lifting minyak rata-rata 830 ribu barel per hari (bph)
7. Lifting gas rata-rata 1.155 ribu bare setara minyak
(akr)