Raskin Bulan April Dijamin Berkualitas
A
A
A
BOYOLALI - Pemkab Boyolali memastikan jatah beras untuk warga miskin (raskin) di bulan April berkualitas bagus. Alasannya raskin yang disalurkan tiga hari mulai 11 April, diserap dari hasil panen di bulan Maret.
Kasubag Pertanian Daerah Bagian Perekonomian Setda Boyolali, Rudiyanto mengemukakan, raskin yang disalurkan masuk kategori medium. Raskin dijamin lebih fresh karena hasil panen masa tanam (MT) pertama di tahun 2016. Sehingga, Rumah Tangga Penerima Manfaat (RTSPM) diminta tidak menjual raskin karena kualitasnya bagus dan layak konsumsi. Beras raskin diambil dari gudang Bulog 303 Kartasura, Sukoharjo, dan gudang Bulog 304 di Kecamatan Delanggu, Klaten.
“Masing–masing RTSPM mendapat jatah raskin sebanyak 15 kg dengan harga tebus RP1.500/kg,” kata Rudiyanto, Senin (11/4/2016).
Pelaksanaannya mengacu peraturan raskin tahun 2016 dengan sistem cash and carry. Artinya, RTSPM membayar dulu harga tebus baru membawa pulang jatahnya. Raskin diharapkan dapat dipergunakan RTSPM untuk pemenuhan kebutuhan pokok makan. Kriteria raskin antara lain kandungan air maksimal 15%, bulir pecah maksimal 6%, tidak ada hama, tidak ada sekam dan pasir. Kuota untuk Kabupaten Boyolali sebanyak 962.489 kilogram yang disalurkan kepada 84.166 RTSPM yang tersebar di 19 kecamatan.
Sisi lain, Pemkab Boyolali menyiapkan anggaran Rp7 miliar dalam APBD untuk merehab 1.000 rumah tidak layak huni (RTLH). Masing-masing penerima bakal mendapatkan kucuran Rp7 juta. Anggaran rehab RLTH naik dibanding tahun lalu yang hanya sebesar Rp5 miliar.
“Kriteria penerima antara lain rumah masih berlantai tanah, sanitasi menyatu dengan kandang hewan, dinding bambu, dan tanpa ventilasi,” ungkap Kabid Sarana dan Prasarana Desa Sumber Daya Alam, dan Teknologi Tepat Guna, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes) Boyolali, Ari Yuwono.
Program rehab RLTH telah berlangsung sejak 2010 lalu dan telah menyentuh 9.450 rumah.
Kasubag Pertanian Daerah Bagian Perekonomian Setda Boyolali, Rudiyanto mengemukakan, raskin yang disalurkan masuk kategori medium. Raskin dijamin lebih fresh karena hasil panen masa tanam (MT) pertama di tahun 2016. Sehingga, Rumah Tangga Penerima Manfaat (RTSPM) diminta tidak menjual raskin karena kualitasnya bagus dan layak konsumsi. Beras raskin diambil dari gudang Bulog 303 Kartasura, Sukoharjo, dan gudang Bulog 304 di Kecamatan Delanggu, Klaten.
“Masing–masing RTSPM mendapat jatah raskin sebanyak 15 kg dengan harga tebus RP1.500/kg,” kata Rudiyanto, Senin (11/4/2016).
Pelaksanaannya mengacu peraturan raskin tahun 2016 dengan sistem cash and carry. Artinya, RTSPM membayar dulu harga tebus baru membawa pulang jatahnya. Raskin diharapkan dapat dipergunakan RTSPM untuk pemenuhan kebutuhan pokok makan. Kriteria raskin antara lain kandungan air maksimal 15%, bulir pecah maksimal 6%, tidak ada hama, tidak ada sekam dan pasir. Kuota untuk Kabupaten Boyolali sebanyak 962.489 kilogram yang disalurkan kepada 84.166 RTSPM yang tersebar di 19 kecamatan.
Sisi lain, Pemkab Boyolali menyiapkan anggaran Rp7 miliar dalam APBD untuk merehab 1.000 rumah tidak layak huni (RTLH). Masing-masing penerima bakal mendapatkan kucuran Rp7 juta. Anggaran rehab RLTH naik dibanding tahun lalu yang hanya sebesar Rp5 miliar.
“Kriteria penerima antara lain rumah masih berlantai tanah, sanitasi menyatu dengan kandang hewan, dinding bambu, dan tanpa ventilasi,” ungkap Kabid Sarana dan Prasarana Desa Sumber Daya Alam, dan Teknologi Tepat Guna, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes) Boyolali, Ari Yuwono.
Program rehab RLTH telah berlangsung sejak 2010 lalu dan telah menyentuh 9.450 rumah.
(ven)