Rumah Jamu Rewulu Hadirkan Jamu Tradisional Berkualitas
A
A
A
BANTUL - Jamu tradisional sampai sekarang masih dianggap sebagai produk "ndeso" yang hanya dikonsumsi orang-orang tua berpikiran kuno. Namun kini tidak sedikit generasi muda yang mewarisi kepercayaan para orang tua bahwa jamu tradisional memberikan berbagai macam khasiat untuk tubuh. Apalagi saat ini semakin banyak masyarakat yang berpola pikir "back to nature" dan mulai mengonsumsi jamu tradisional yang bebas bahan kimia daripada suplemen modern yang banyak beredar di pasaran.
Di Desa Argomulyo, yang berlokasi di Kelurahan Rewulu, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, keberadaan jamu tradisional masih dilestarikan bahkan dikembangkan. Mayoritas ibu-ibu yang tinggal di desa ini bermata pencaharian sebagai penjual jamu tradisional.
Wagianti, salah satu pedagang jamu telah berjualan jamu secara keliling lebih dari sepuluh tahun. Dia mulai berjualan jamu dengan peralatan sederhana. Walaupun tergabung dalam kelompok usaha jamu tradisional yang beranggotakan 16 orang, menurutnya cukup sulit berkembang dengan membuat dan menjual jamu secara individu.
Melihat kondisi ini, Pertamina melalui Terminal BBM Rewulu berinisiatif untuk memberdayakan para pedagang jamu tradisional ini. Awalnya di 2012, Pertamina mulai memberikan pelatihan bagi ibu-ibu pedagang jamu bagaimana mengolah dan memproduksi jamu secara higienis serta mengemasnya dengan lebih menarik. Ibu-ibu ini juga menerima bantuan berupa peralatan pendukung untuk mengolah dan memproduksi jamu.
Kemudian untuk lebih mengembangkan usaha jamu tradisional ini, Pertamina memberdayakan kelompok usaha jamu tradisional Jati Husada Mulya dengan memfasilitasi pembentukan struktur organisasi yang efektif. Secara bertahap pemberdayaan ini juga dilakukan terhadap kelompok-kelompok usaha jamu lainnya di desa tersebut.
”Dahulu anggota kelompok ini hanya 16 orang. Sekarang sudah bertambah menjadi 29 orang,” ujar Murgiyati, ketua kelompok Jati Husada Mulya.
Melihat perkembangan usaha jamu tradisional yang cukup baik tersebut, Pertamina tahun ini mewadahi usaha jamu tradisional di Desa Argomulyo dengan Rumah Jamu Rewulu. Rumah Jamu Rewulu ini baru saja diresmikan pada Selasa, 5 April 2016 oleh CSR Manager Pertamina Agus Mashud. Selain dihadiri jajaran Manajemen Pertamina dan ibu-ibu Kelompok Jati Husada Mulya, peresmian ini juga dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Bantul sebagai bentuk sinergi antara Pertamina dan pemerintah daerah.
Rumah jamu ini dirancang khusus agar sesuai dengan standar ideal tempat produksi jamu sehingga produk yang dihasilkan layak bersaing dengan produk jamu nasional. Rumah Jamu Rewulu diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan bagi industri kecil jamu tradisional di desa tersebut, mulai dari tempat pelatihan sampai dengan pemasaran produk.
”Jamu tradisional merupakan kearifan lokal. Kami turut berupaya menjaga kearifan lokal ini dengan meningkatkan kapasitas kelompok usaha maupun para pengusaha jamu dalam memproduksi dan memasarkan produk yang berkualitas sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” tutur Agus.
Operaton Head Pertamina Terminal BBM Rewulu Edy Saputra menambahkan pemberdayaan usaha jamu tradisional ini juga ditunjang dengan peralatan pendukung produksi dan pemasaran jamu, serta penambahan jumlah varian produk jamu. Dengan pendampingan dari Pertamina, kini kelompok telah memiliki koperasi jamu yang berfungsi memenuhi kebutuhan bahan baku jamu bagi anggota kelompok.
Murgiyati, selaku ketua kelompok mengakui, sejak mendapat bimbingan dari Program CSR Pertamina kini kelompoknya telah berkembang pesat. ”Dengan pendampingan Pertamina, produk jamu kami kini telah memiliki sertifikasi P-IRT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan sertifikasi halal dari MUI. Jamu kami juga sudah mulai dipasarkan keluar daerah,” tutur Murgiyati dengan bangga.
Di Desa Argomulyo, yang berlokasi di Kelurahan Rewulu, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, keberadaan jamu tradisional masih dilestarikan bahkan dikembangkan. Mayoritas ibu-ibu yang tinggal di desa ini bermata pencaharian sebagai penjual jamu tradisional.
Wagianti, salah satu pedagang jamu telah berjualan jamu secara keliling lebih dari sepuluh tahun. Dia mulai berjualan jamu dengan peralatan sederhana. Walaupun tergabung dalam kelompok usaha jamu tradisional yang beranggotakan 16 orang, menurutnya cukup sulit berkembang dengan membuat dan menjual jamu secara individu.
Melihat kondisi ini, Pertamina melalui Terminal BBM Rewulu berinisiatif untuk memberdayakan para pedagang jamu tradisional ini. Awalnya di 2012, Pertamina mulai memberikan pelatihan bagi ibu-ibu pedagang jamu bagaimana mengolah dan memproduksi jamu secara higienis serta mengemasnya dengan lebih menarik. Ibu-ibu ini juga menerima bantuan berupa peralatan pendukung untuk mengolah dan memproduksi jamu.
Kemudian untuk lebih mengembangkan usaha jamu tradisional ini, Pertamina memberdayakan kelompok usaha jamu tradisional Jati Husada Mulya dengan memfasilitasi pembentukan struktur organisasi yang efektif. Secara bertahap pemberdayaan ini juga dilakukan terhadap kelompok-kelompok usaha jamu lainnya di desa tersebut.
”Dahulu anggota kelompok ini hanya 16 orang. Sekarang sudah bertambah menjadi 29 orang,” ujar Murgiyati, ketua kelompok Jati Husada Mulya.
Melihat perkembangan usaha jamu tradisional yang cukup baik tersebut, Pertamina tahun ini mewadahi usaha jamu tradisional di Desa Argomulyo dengan Rumah Jamu Rewulu. Rumah Jamu Rewulu ini baru saja diresmikan pada Selasa, 5 April 2016 oleh CSR Manager Pertamina Agus Mashud. Selain dihadiri jajaran Manajemen Pertamina dan ibu-ibu Kelompok Jati Husada Mulya, peresmian ini juga dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Bantul sebagai bentuk sinergi antara Pertamina dan pemerintah daerah.
Rumah jamu ini dirancang khusus agar sesuai dengan standar ideal tempat produksi jamu sehingga produk yang dihasilkan layak bersaing dengan produk jamu nasional. Rumah Jamu Rewulu diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan bagi industri kecil jamu tradisional di desa tersebut, mulai dari tempat pelatihan sampai dengan pemasaran produk.
”Jamu tradisional merupakan kearifan lokal. Kami turut berupaya menjaga kearifan lokal ini dengan meningkatkan kapasitas kelompok usaha maupun para pengusaha jamu dalam memproduksi dan memasarkan produk yang berkualitas sehingga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” tutur Agus.
Operaton Head Pertamina Terminal BBM Rewulu Edy Saputra menambahkan pemberdayaan usaha jamu tradisional ini juga ditunjang dengan peralatan pendukung produksi dan pemasaran jamu, serta penambahan jumlah varian produk jamu. Dengan pendampingan dari Pertamina, kini kelompok telah memiliki koperasi jamu yang berfungsi memenuhi kebutuhan bahan baku jamu bagi anggota kelompok.
Murgiyati, selaku ketua kelompok mengakui, sejak mendapat bimbingan dari Program CSR Pertamina kini kelompoknya telah berkembang pesat. ”Dengan pendampingan Pertamina, produk jamu kami kini telah memiliki sertifikasi P-IRT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan sertifikasi halal dari MUI. Jamu kami juga sudah mulai dipasarkan keluar daerah,” tutur Murgiyati dengan bangga.
(poe)