Penyebab RI Sulit Keluar dari Perangkap Kelas Menengah
A
A
A
JAKARTA - Institute Development of Economic and Finance (Indef) menilai, kesalahan dalam mengelola penerimaan negara menjadi biang keladi sulitnya Indonesia keluar dari perangkap negara kelas menengah (middle income trap). Selama ini, pengelolaan sumber-sumber penerimaan negara tidak optimal, sehingga Indonesia tidak naik kelas.
(Baca: RI Sulit Keluar dari Jebakan Negara Berpendapatan Rendah)
Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati menuturkan, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) besar. Sayangnya, pengelolaannya salah urus dan mengakibatkan manfaat dari kekayaan SDA tersebut tidak terdistribusi dengan baik kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Sehingga, karena salah urus tadi maka pemanfaatan sumber daya tidak terdistribusi secara merata ke seluruh warga negara. Jadi, yang menikmati kinerja atau kue dalam perekonomian ini hanya kelompok yang diuntungkan dalam kebijakan ekonomi kita," katanya di Universitas Atmajaya, Jakarta, Senin (18/4/2016).
Menurutnya, Indonesia harus mengevaluasi total kebijakan ekonomi agar mampu mengoptimalkan SDA untuk bisa meningkatkan kinerja ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara proporsional. Kekayaan SDA diharapkan tidak lagi hanya dinikmati segelintir kelompok.
"Yang meningkat kesejahteraanya itu terbagi secara proporsional ke seluruh warga negara, baik pemilik sumber daya alam yang mereka bisa menguasai lahan misalnya, juga pemilik sumber daya tenaga kerja yang dia hanya bermodalkan tenaga kerja. Termasuk juga memberikan peluang agar inovasi teknologi ini juga berkembang. Ini kan enggak pernah terjadi," tuturnya.
Dia mencontohkan, sektor produksi yang selama ini banyak mengalami ketertinggalan adalah sektor pertanian. Menurutnya, pertanian selalu tertinggal dalam hal teknologi, sehingga optimalisasi sumber daya pertanian di Tanah Air semakin jauh, bahkan terpuruk.
"Demikian juga sektor tambang. Ini kan kekayaan luar biasa, tapi kita enggak pernah menguasai teknologi pengolahnya, sehingga ketergantungan kita terus menerus terhadap penguasaan eksplorasinya terhadap asing. Ini kan tidak meberikan pemanfaatan optimal untuk perekonomian kita," tandasnya.
Baca:
Kesenjangan Penduduk Indonesia 2015 Turun
BPS: Kesenjangan Kaya-Miskin di Papua Barat dan Jabar Tertinggi
(Baca: RI Sulit Keluar dari Jebakan Negara Berpendapatan Rendah)
Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati menuturkan, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) besar. Sayangnya, pengelolaannya salah urus dan mengakibatkan manfaat dari kekayaan SDA tersebut tidak terdistribusi dengan baik kepada seluruh masyarakat Indonesia.
"Sehingga, karena salah urus tadi maka pemanfaatan sumber daya tidak terdistribusi secara merata ke seluruh warga negara. Jadi, yang menikmati kinerja atau kue dalam perekonomian ini hanya kelompok yang diuntungkan dalam kebijakan ekonomi kita," katanya di Universitas Atmajaya, Jakarta, Senin (18/4/2016).
Menurutnya, Indonesia harus mengevaluasi total kebijakan ekonomi agar mampu mengoptimalkan SDA untuk bisa meningkatkan kinerja ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara proporsional. Kekayaan SDA diharapkan tidak lagi hanya dinikmati segelintir kelompok.
"Yang meningkat kesejahteraanya itu terbagi secara proporsional ke seluruh warga negara, baik pemilik sumber daya alam yang mereka bisa menguasai lahan misalnya, juga pemilik sumber daya tenaga kerja yang dia hanya bermodalkan tenaga kerja. Termasuk juga memberikan peluang agar inovasi teknologi ini juga berkembang. Ini kan enggak pernah terjadi," tuturnya.
Dia mencontohkan, sektor produksi yang selama ini banyak mengalami ketertinggalan adalah sektor pertanian. Menurutnya, pertanian selalu tertinggal dalam hal teknologi, sehingga optimalisasi sumber daya pertanian di Tanah Air semakin jauh, bahkan terpuruk.
"Demikian juga sektor tambang. Ini kan kekayaan luar biasa, tapi kita enggak pernah menguasai teknologi pengolahnya, sehingga ketergantungan kita terus menerus terhadap penguasaan eksplorasinya terhadap asing. Ini kan tidak meberikan pemanfaatan optimal untuk perekonomian kita," tandasnya.
Baca:
Kesenjangan Penduduk Indonesia 2015 Turun
BPS: Kesenjangan Kaya-Miskin di Papua Barat dan Jabar Tertinggi
(izz)