BI Ungkap Penyebab Ekonomi Indonesia Terseok
A
A
A
JAKARTA - Kendati perekonomian Indonesia mulai pulih, Bank Indonesia mengevaluasi perekonomian tahun 2015 yang merupakan tahun penuh tantangan besar. Tantangan ini imbas dari pelemahan global.
Direktur Eksekutif Kebijakan ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan, tantangan global tersebut membuat ekonomi Indonesia sempat terseok bahkan berdampak pada kondisi mata uang Indonesia.
"2015 sempat terseok, kami dihadapkan pada krisis Yunani, dan dipertengahan tahun devaluasi yuan, kemudian di September kita dihadapkan pada kemungkinan The Fed segera menaikan suku bunga yang kemudian kurs rupiah sempat Rp14.000 saat itu," kata Juda di Gedung BI, Jakarta, Selasa (26/4/2016).
Tapi dengan berbagai upaya yang BI lakukan dan koordinasi BI dengan Kementerian Keuangan, Kemenko Perekonomian, kata dia, maka di akhir 2015 ekonomi Indonesia bisa kembali normal.
"Kami koordinasi dengan Kemenkeu dan Kemenko. Alhamdulilah ekonomi di akhir 2015 bisa dikatakan perkembangannya cukup positif," katanya.
Juda menjelaskan, diantaranya, stabilitas terjaga, inflasi kembali masuk ke dalam kisaran target BI 4% plus minus 1%, current account deficit (CAD) juga kembali pada tingkat yang sehat dan pertumbuhan ekonomi juga berangsur membaik terutama di triwulan III 2015.
"Jadi triwulan III 2015 itu ada titik bali, perbaikan ekonomi karena peran fiskal dalam stimulus ekonomi sudah mulai jalan pada triwulan 2015. Triwulan IV 2015 5,04%. Dan diharapkan di triwulan I 2016 ini semakin baik sampai seterusnya," pungkas Juda.
Direktur Eksekutif Kebijakan ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan, tantangan global tersebut membuat ekonomi Indonesia sempat terseok bahkan berdampak pada kondisi mata uang Indonesia.
"2015 sempat terseok, kami dihadapkan pada krisis Yunani, dan dipertengahan tahun devaluasi yuan, kemudian di September kita dihadapkan pada kemungkinan The Fed segera menaikan suku bunga yang kemudian kurs rupiah sempat Rp14.000 saat itu," kata Juda di Gedung BI, Jakarta, Selasa (26/4/2016).
Tapi dengan berbagai upaya yang BI lakukan dan koordinasi BI dengan Kementerian Keuangan, Kemenko Perekonomian, kata dia, maka di akhir 2015 ekonomi Indonesia bisa kembali normal.
"Kami koordinasi dengan Kemenkeu dan Kemenko. Alhamdulilah ekonomi di akhir 2015 bisa dikatakan perkembangannya cukup positif," katanya.
Juda menjelaskan, diantaranya, stabilitas terjaga, inflasi kembali masuk ke dalam kisaran target BI 4% plus minus 1%, current account deficit (CAD) juga kembali pada tingkat yang sehat dan pertumbuhan ekonomi juga berangsur membaik terutama di triwulan III 2015.
"Jadi triwulan III 2015 itu ada titik bali, perbaikan ekonomi karena peran fiskal dalam stimulus ekonomi sudah mulai jalan pada triwulan 2015. Triwulan IV 2015 5,04%. Dan diharapkan di triwulan I 2016 ini semakin baik sampai seterusnya," pungkas Juda.
(ven)