Kadin Cemaskan Tuntutan Buruh Jelang May Day
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengaku cemas dengan aksi ratusan ribu buruh dalam May Day atau Hari Buruh yang jatuh pada tanggal 1 Mei. Pasalnya dalam aksi tersebut, buruh kerap menyuarakan tuntutan mulai dari kelayakan upah, kelayakan kesejahteraan dan kepastian kerja setiap tahun.
"Kalau menjelang Mayday, pengusaha termasuk Kadin deg-degan. Ini kita yang buat lapangan pekerjaan, tapi kita juga yang harus sejahterakan buruh-buruh kami. Akan ada tuntutan yang nanti mereka aspirasikan di sana seperti kelayakan upah dan kepastian bekerja," ucap Anggota Kadin bidang Usaha Kecil Menengah (UKM), Eric Hidajat di Jakarta, Sabtu (30/4/2016).
Sementara terkait daya saing pekerja Indonesia, menurutnya tidak ada peningkatan dari tahun ke tahun. Meski begitu dia menyambut baik paket kebijakan yang telah dikeluarkan sejauh ini dan telah mencapai paket ekonomi XII yang belum lama ini diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita sambut baik seluruh paket kebijakan ini. Terutama masalah peningkatan daya saing kemudahan berbisnis dan kesejahteraan untuk buruh. Kami pun sejauh ini selalu dilibatkan oleh pemerintah dalam peluncuran paket tersebut," jelas dia.
Pemerintah menurutnya sudah cukup baik untuk menciptakan stimulus-stimulus lewat paket kebijakan ekonomi. Namun demikian, diakuinya memang pengusaha kecil menengah ini belum menjadi indeks kekuatan ekonomi Indonesia. Karena itu pemerintah diminta untuk bisa menjangkau lebih dalam dan melihat lebih jeli apa yang dibutuhkan oleh pengusaha dan para pekerja Indonesia.
"Seharusnya pemerintah bisa mengkomunikasikan dengan baik soal pelatihan kepada para pekerja agar buruh tetap bisa bekerja profesional. Kebijakan-kebijakan ini yang terus kita pantau," pungkasnya.
"Kalau menjelang Mayday, pengusaha termasuk Kadin deg-degan. Ini kita yang buat lapangan pekerjaan, tapi kita juga yang harus sejahterakan buruh-buruh kami. Akan ada tuntutan yang nanti mereka aspirasikan di sana seperti kelayakan upah dan kepastian bekerja," ucap Anggota Kadin bidang Usaha Kecil Menengah (UKM), Eric Hidajat di Jakarta, Sabtu (30/4/2016).
Sementara terkait daya saing pekerja Indonesia, menurutnya tidak ada peningkatan dari tahun ke tahun. Meski begitu dia menyambut baik paket kebijakan yang telah dikeluarkan sejauh ini dan telah mencapai paket ekonomi XII yang belum lama ini diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita sambut baik seluruh paket kebijakan ini. Terutama masalah peningkatan daya saing kemudahan berbisnis dan kesejahteraan untuk buruh. Kami pun sejauh ini selalu dilibatkan oleh pemerintah dalam peluncuran paket tersebut," jelas dia.
Pemerintah menurutnya sudah cukup baik untuk menciptakan stimulus-stimulus lewat paket kebijakan ekonomi. Namun demikian, diakuinya memang pengusaha kecil menengah ini belum menjadi indeks kekuatan ekonomi Indonesia. Karena itu pemerintah diminta untuk bisa menjangkau lebih dalam dan melihat lebih jeli apa yang dibutuhkan oleh pengusaha dan para pekerja Indonesia.
"Seharusnya pemerintah bisa mengkomunikasikan dengan baik soal pelatihan kepada para pekerja agar buruh tetap bisa bekerja profesional. Kebijakan-kebijakan ini yang terus kita pantau," pungkasnya.
(akr)