BI Catat Kredit UMKM Alami Perlambatan
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami perlambatan pada Maret 2016.
Kredit UMKM yang disalurkan perbankan pada Maret 2016 tercatat sebesar Rp738,0 triliun atau tumbuh 7,8% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,0% (yoy).
"Perlambatan terutama terjadi pada kredit yang disalurkan untuk usaha menengah yang hanya tumbuh 0,9% (yoy) pada Maret 2016, lebih rendah dibanding pertumbuhan Februari 2016 yang tercatat sebesar 8,2% (yoy)," ujarnya, Minggu (1/5/2016).
Sementara, penyaluran kredit pada usaha mikro dan kecil masing-masing tumbuh 18,1% (yoy) dan 12,1% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,0% (yoy) dan 7,1% (yoy).
Adapun pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti relatif stabil. Pada Maret 2016, posisi kredit sektor properti tercatat sebesar Rp623,8 triliun atau tumbuh 11,4% (yoy) seperti bulan sebelumnya.
Kredit KPR dan KPA serta real estate masing-masing tumbuh meningkat dari 7,7% (yoy) dan 18,5% (yoy) pada Februari 2016 menjadi 8,0% (yoy) dan 18,9% (yoy) pada Maret 2016. "Sebaliknya kredit konstruksi tumbuh melambat, sehingga menahan peningkatan pertumbuhan kredit KPR, KPA, dan real estat," papar dia.
Kredit konstruksi tumbuh sebesar 14,2% (yoy) pada Maret 2016, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,3% (yoy).
Kredit UMKM yang disalurkan perbankan pada Maret 2016 tercatat sebesar Rp738,0 triliun atau tumbuh 7,8% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,0% (yoy).
"Perlambatan terutama terjadi pada kredit yang disalurkan untuk usaha menengah yang hanya tumbuh 0,9% (yoy) pada Maret 2016, lebih rendah dibanding pertumbuhan Februari 2016 yang tercatat sebesar 8,2% (yoy)," ujarnya, Minggu (1/5/2016).
Sementara, penyaluran kredit pada usaha mikro dan kecil masing-masing tumbuh 18,1% (yoy) dan 12,1% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,0% (yoy) dan 7,1% (yoy).
Adapun pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti relatif stabil. Pada Maret 2016, posisi kredit sektor properti tercatat sebesar Rp623,8 triliun atau tumbuh 11,4% (yoy) seperti bulan sebelumnya.
Kredit KPR dan KPA serta real estate masing-masing tumbuh meningkat dari 7,7% (yoy) dan 18,5% (yoy) pada Februari 2016 menjadi 8,0% (yoy) dan 18,9% (yoy) pada Maret 2016. "Sebaliknya kredit konstruksi tumbuh melambat, sehingga menahan peningkatan pertumbuhan kredit KPR, KPA, dan real estat," papar dia.
Kredit konstruksi tumbuh sebesar 14,2% (yoy) pada Maret 2016, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,3% (yoy).
(izz)