Penyaluran Kredit BRI Tembus Rp922,97 Triliun, Paling Gede Buat UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mampu untuk terus menumbuhkan bisnisnya ditengah upaya menyelamatkan, membantu dan membangkitkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) akibat tekanan ekonomi yang disebabkan pandemi COVID-19.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan hingga akhir Juni 2020 perseroan telah menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 922,97 Triliun atau tumbuh 5,23% year on year. "Pencapaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan di bulan Juni 2020 sebesar 1,49% yoy" kata Sunarso saat konferensi pers virtual di Jakarta Rabu (19/8/2020).
Dari total pinjaman tersebut, sebesar 78,58% diantaranya atau senilai Rp 725,27 triliun disalurkan ke segmen UMKM. Perseroan menargetkan 80% portofolio pinjaman BRI di tahun 2022 merupakan pinjaman yang disalurkan ke segmen UMKM. Sedangkan rasio kredit bermasalah atau Non Performimg Loan (NPL) BRI konsolidasian terjaga di angka 3,13% dengan NPL Coverage 187,73% pada akhir Juni 2020.
“Bagi kami, pertumbuhan yang sustainable dalam jangka panjang merupakan hal utama, oleh karenanya kami berjibaku untuk memastikan debitur UMKM BRI bertahan karena menjadi sumber penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta tumpuan bisnis BRI di masa depan,” urai Sunarso.
Dari segi liabilities, BRI mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga double digit. Hingga akhir Juni 2020, DPK BRI konsolidasian tercatat Rp 1.072,50 triliun, tumbuh 13,49% yoy. "Pencapaian ini lebih tinggi dari penghimpunan DPK industri perbankan di bulan Juni 2020 yang tercatat sebesar 7,95% yoy," katanya. Adapun DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81%
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan hingga akhir Juni 2020 perseroan telah menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 922,97 Triliun atau tumbuh 5,23% year on year. "Pencapaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan di bulan Juni 2020 sebesar 1,49% yoy" kata Sunarso saat konferensi pers virtual di Jakarta Rabu (19/8/2020).
Dari total pinjaman tersebut, sebesar 78,58% diantaranya atau senilai Rp 725,27 triliun disalurkan ke segmen UMKM. Perseroan menargetkan 80% portofolio pinjaman BRI di tahun 2022 merupakan pinjaman yang disalurkan ke segmen UMKM. Sedangkan rasio kredit bermasalah atau Non Performimg Loan (NPL) BRI konsolidasian terjaga di angka 3,13% dengan NPL Coverage 187,73% pada akhir Juni 2020.
“Bagi kami, pertumbuhan yang sustainable dalam jangka panjang merupakan hal utama, oleh karenanya kami berjibaku untuk memastikan debitur UMKM BRI bertahan karena menjadi sumber penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta tumpuan bisnis BRI di masa depan,” urai Sunarso.
Dari segi liabilities, BRI mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga double digit. Hingga akhir Juni 2020, DPK BRI konsolidasian tercatat Rp 1.072,50 triliun, tumbuh 13,49% yoy. "Pencapaian ini lebih tinggi dari penghimpunan DPK industri perbankan di bulan Juni 2020 yang tercatat sebesar 7,95% yoy," katanya. Adapun DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81%
(nng)