USD Keok Atas Yen, Rupiah Dibuka Masih Melemah

Senin, 02 Mei 2016 - 10:05 WIB
USD Keok Atas Yen, Rupiah...
USD Keok Atas Yen, Rupiah Dibuka Masih Melemah
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka melemah meski dalam pergerakannya mengarah ke jalur positif dari penutupan kemarin. Penguatan rupiah hari ini di tengah melemahnya USD terhadap yen.

Data Bloomberg menunjukkan rupiah dibuka melemah di posisi Rp13.202/USD dari penutupan akhir pekan kemarin yang berada di level Rp13.180/USD. Namun, pada pukul 09.55 WIB bergerak ke level Rp13.196/USD.

Posisi rupiah terhadap USD berdasarkan data Yahoo Finance hari ini dibuka di level Rp13.198/USD, dan pada pukul 09.55 WIB bergerak ke level Rp13.180/USD. Pembukaan rupiah berdasarkan Yahoo Finance hari ini masih tercatat melemah dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.165/USD.

Sementara, data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah pada pukul 09.55 WIB berada di level Rp13.185/USD. Posisi ini terlihat stabil dari posisi penutupan akhir pekan kemarin yang berada di level Rp13.187/USD.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.192/USD. Posisi ini tercatat menguat dari posisi akhir pekan kemarin yang berada di posisi Rp13.204/USD.

Seperti dikutip dari Reuters hari ini, yen menyentuh level tertinggi dalam 18 bulan terhadap USD atau kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari tujuh tahun. Menteri Keuangan Jepang Taro Aso seperti dikutip media Jepang selama akhir pekan merasa bahagia dengan kekuatan yen.

USD terhadap yen jatuh ke level 106,14 atau merosot hampir 5% dari pekan lalu bahkan jatuh sejak 2008 setelah Bank of Japan menahan diri untuk menambah stimulus. Sementara, euro terhadap yen berada di level 122,00.

"Dalam pandangan kami, akan sulit BoJ untuk membenarkan intervensi pasar valuta asing untuk melemahkan yen terutama setelah treasury AS ditempatkan Jepang pada FX 'daftar monitoring' baru," kata Elias Haddad, ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia.

"Tetapi jika BoJ melakukan intervensi untuk melemahkan yen, maka USD/JPY tidak mungkin untuk mempertahankan bergerak lebih tinggi karena surplus transaksi berjalan besar," imbuhnya.

Dalam sebuah laporan kepada Kongres, Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa hal itu menciptakan "monitoring list" baru yang mencakup China, Jepang, Korea, Taiwan, dan Jerman, untuk melihat dan menilai tren ekonomi serta kebijakan devisa negara tersebut.

Mencatat bahwa "kondisi saat ini dalam dolar-yen pasar valuta asing adalah tertib", mungkin sedikit untuk pejabat Jepang tidak melakukan intervensi untuk melemahkan yen.

Ada sedikit reaksi terhadap survei sektor manufaktur China yang dirilis kemarin. Laporan ini menunjukkan aktivitas diperluas untuk bulan kedua berturut-turut pada April tetapi hanya sedikit, meningkatkan keraguan tentang keberlanjutan di ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6276 seconds (0.1#10.140)