Pariwisata Jadi Referensi Proyek Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - Langkah pemerintah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia disambut positif oleh kalangan pengusaha di sektor pariwisata. Hal ini lantaran sektor pariwisata diyakini telah menjadi referensi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pembangunan infrastruktur karena terbukanya peluang ekonomi baru.
Kepala Bidang Investasi Pariwisata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Hengky Manurung menerangkan infrastruktur yang menunjang sangat diperlukan untuk mencapai target pemerintah meraup 20 juta wisatawan asing pada tahun 2020.
"Hebatnya pariwisata saat ini bahwa sudah dijadikan referensi. Karena pariwisata dianggap bisa membuka pertumbuhan ekonomi baru," kata dia, setelah acara Hospitality Investment Conference Indonesia.
Dia menambahkan keseriusan pemerintah terlihat dengan dibangunnya kereta api Makasar yang sedang berjalan serta beberapa infrastruktur lainnya. Namun dibalik semua itu, kata Hengky yang menjadi tantangan adalah di wilayah barat Indonesia, misalnya di Sumatera. "Selama ini kita tahu kalau mau masuk Sumatera itu seperti apa, jalannya banyak lubang. Itu yang menjadi tantangan," kata dia.
Menurutnya karena itu perlu ada forum yang dapat mempertemukan antara pemerintah dan pelaku profesional perhotelan global untuk membahas soal pariwisata. Pihaknya juga sudah menentukan 10 destinasi wisata baru. "Antara lain Danau Toba, Sumatera Barat, Tanjung Pinang, Bangka Belitung, dan Tanjug Lesung, Banten," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Sphere Conference, Chua Wee Phong mengatakan, pihaknya sangat mendukung Kementerian Pariwisata dengan berbagai upaya. Sphere Conference merupakan lengan konferensi dari Singapore Press Holding Limited (SPH).
"Kami akan lanjutkan hubungan baik ini dan menjadi andalan. Semacam sebuah platform bagi pemimpin senior perhotelan untuk bertemu dan bertukar pikiran dengan sesama pelaku bisnis dalam pasar investasi perhotelan paling bergelora di wilayah ini," katanya.
Kepala Bidang Investasi Pariwisata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Hengky Manurung menerangkan infrastruktur yang menunjang sangat diperlukan untuk mencapai target pemerintah meraup 20 juta wisatawan asing pada tahun 2020.
"Hebatnya pariwisata saat ini bahwa sudah dijadikan referensi. Karena pariwisata dianggap bisa membuka pertumbuhan ekonomi baru," kata dia, setelah acara Hospitality Investment Conference Indonesia.
Dia menambahkan keseriusan pemerintah terlihat dengan dibangunnya kereta api Makasar yang sedang berjalan serta beberapa infrastruktur lainnya. Namun dibalik semua itu, kata Hengky yang menjadi tantangan adalah di wilayah barat Indonesia, misalnya di Sumatera. "Selama ini kita tahu kalau mau masuk Sumatera itu seperti apa, jalannya banyak lubang. Itu yang menjadi tantangan," kata dia.
Menurutnya karena itu perlu ada forum yang dapat mempertemukan antara pemerintah dan pelaku profesional perhotelan global untuk membahas soal pariwisata. Pihaknya juga sudah menentukan 10 destinasi wisata baru. "Antara lain Danau Toba, Sumatera Barat, Tanjung Pinang, Bangka Belitung, dan Tanjug Lesung, Banten," ungkapnya.
Sementara itu Ketua Sphere Conference, Chua Wee Phong mengatakan, pihaknya sangat mendukung Kementerian Pariwisata dengan berbagai upaya. Sphere Conference merupakan lengan konferensi dari Singapore Press Holding Limited (SPH).
"Kami akan lanjutkan hubungan baik ini dan menjadi andalan. Semacam sebuah platform bagi pemimpin senior perhotelan untuk bertemu dan bertukar pikiran dengan sesama pelaku bisnis dalam pasar investasi perhotelan paling bergelora di wilayah ini," katanya.
(akr)