Atasi Praktik Curang Singapura, Apkasi Serukan Menjual Online
A
A
A
JAKARTA - Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Mardani Maming punya pengalaman tidak mengenakkan saat acara perkumpulan bupati di Turki. Saat itu, banyak produk komoditas yang di jual di Turki berlabel Singapura. Namun aslinya dari Indonesia.
Lantas salah satu Bupati meminum secangkir kopi berlabel Singapura. Ternyata, setelah diminum, dia tau bahwa kopi itu berasal dari kabupatennya. “Jadi Singapura mengambil kopi dari Indonesia di jual ke Turki. Turki menjual lagi ke Eropa,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
Tidak hanya itu, komoditas karet juga diambil Turki dari pihak ketiga. Lagi-lagi Singapura yang menjadi jembatan antara Indonesia dengan negara pimpinan Recep Erdogan.
“Pemerintah Turki membeli karet senilai Rp750 miliar setiap tahunnya. Dan karet yang diambil dari Singapura asalnya dari Medan,” katanya.
Mardani lantas mengatakan hampir semua produk Indonesia dikirim ke Singapura terlebih dahulu, kemudian diberi label berbeda. Miris. Untuk mengatasi praktik curang Negeri Singa, Apkasi menyerukan agar menjual langsung ke negara tujuan seperti dengan cara online.
“Dengan adanya online, kita siapkan mana produk-produk antar daerah yang bisa kita kenalkan ke negara lain. Sehingga bisa memotong mata rantai di mana Singapura mengambil produk kita,” tandasnya.
Lantas salah satu Bupati meminum secangkir kopi berlabel Singapura. Ternyata, setelah diminum, dia tau bahwa kopi itu berasal dari kabupatennya. “Jadi Singapura mengambil kopi dari Indonesia di jual ke Turki. Turki menjual lagi ke Eropa,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
Tidak hanya itu, komoditas karet juga diambil Turki dari pihak ketiga. Lagi-lagi Singapura yang menjadi jembatan antara Indonesia dengan negara pimpinan Recep Erdogan.
“Pemerintah Turki membeli karet senilai Rp750 miliar setiap tahunnya. Dan karet yang diambil dari Singapura asalnya dari Medan,” katanya.
Mardani lantas mengatakan hampir semua produk Indonesia dikirim ke Singapura terlebih dahulu, kemudian diberi label berbeda. Miris. Untuk mengatasi praktik curang Negeri Singa, Apkasi menyerukan agar menjual langsung ke negara tujuan seperti dengan cara online.
“Dengan adanya online, kita siapkan mana produk-produk antar daerah yang bisa kita kenalkan ke negara lain. Sehingga bisa memotong mata rantai di mana Singapura mengambil produk kita,” tandasnya.
(ven)