PLN Siap Kelola Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
A
A
A
YOGYAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap jika diperintah untuk mengoperasionalkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Saat ini sumber daya manusia (SDM) sudah siap karena dipersiapkan sejak 20 tahun lalu, namun mereka masih menunggu keputusan pemerintah.
GM PT PLN Sumbangsel Ahsin Sidqi Akhi mengatakan, Indonesia memiliki pengalaman mengelola energi nuklir sejak 1962. Saat itu, Presiden Soekarno mengambil kebijakan mengembangkan energi nuklir dengan membangun dua reactor nuklir, yakni di Yogyakarta dan Bandung.
"Dua reactor tersebut adalah Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional) dan di Bandung yang berada di Institute Tehnologi Bandung (ITB)," ujarnya di sela-sela PLN Conference di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis (12/5/2016).
Bahkan, kebijakan Presiden Soekarno terkait nuklir tersebut diteruskan oleh Presiden Soeharto. Di era orde baru, Presiden Soeharto kembali membangun reactor nuklir di Serpong Jawa Barat. Sampai saat ini ketiga reactor tersebut masih berjalan dengan baik serta tidak menimbulkan efek samping.
Reactor nuklir Batan di Yogyakarta berada di pusat perekonomian wilayah ini. Hal tersebut menunjukkan Indonesia berpengalaman mengelola energi nuklir, karena sampai saat ini tidak timbul kejadian membahayakan.
Dia menuturkan, tidak sekadar mampu mengelola energi nuklir, Indonesia juga sudah mampu mengelola limbah radioaktif yang dihasilkan dari reactor nuklir tersebut. Karena itu, pemerintah seharusnya sudah meningkatkan taraf reactor nuklir tersebut untuk kepentingan yang lebih besar lagi, yaitu
membuat PLTN.
Berbagai kelebihan PLTN dibanding sumber energi lain akan membantu pemerintah dalam program penyediaan energy listrik 35.000 Megawatt (MW) dalam lima tahun ke depan. "Insinyur nuklir di Indonesia sudah berpengalaman mengelola reactor dan limbah nuklir. Selama ini tidak ada kebocoran membahayakan, sebetulnya Indonesia siap menerapkan PLTN," ujarnya.
Sidqi mengklaim, PLN sudah siap menyambut era nuklir untuk pembangkit listrik. Karena sebenarnya tenaga-tenaga ahli tentang nuklir telah direkrut PLN sejak 20 tahun silam. Setidaknya, ada 10 insinyur nuklir yang direkrut PLN dan kini sudah menduduki jajaran direksi.
PLN juga terus merekrut tenaga-tenaga ahli bidang nuklir, maka di sisi kemampuan, Indonesia tidak akan kekurangan SDM. Bahkan, sampai saat ini pasokan SDM terus bertambah karena perguruan tinggi memiliki fakultas jurusan tenaga nuklir. "Hanya tinggal menunggu keberanian pemerintah," ucapnya.
GM PT PLN Sumbangsel Ahsin Sidqi Akhi mengatakan, Indonesia memiliki pengalaman mengelola energi nuklir sejak 1962. Saat itu, Presiden Soekarno mengambil kebijakan mengembangkan energi nuklir dengan membangun dua reactor nuklir, yakni di Yogyakarta dan Bandung.
"Dua reactor tersebut adalah Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional) dan di Bandung yang berada di Institute Tehnologi Bandung (ITB)," ujarnya di sela-sela PLN Conference di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis (12/5/2016).
Bahkan, kebijakan Presiden Soekarno terkait nuklir tersebut diteruskan oleh Presiden Soeharto. Di era orde baru, Presiden Soeharto kembali membangun reactor nuklir di Serpong Jawa Barat. Sampai saat ini ketiga reactor tersebut masih berjalan dengan baik serta tidak menimbulkan efek samping.
Reactor nuklir Batan di Yogyakarta berada di pusat perekonomian wilayah ini. Hal tersebut menunjukkan Indonesia berpengalaman mengelola energi nuklir, karena sampai saat ini tidak timbul kejadian membahayakan.
Dia menuturkan, tidak sekadar mampu mengelola energi nuklir, Indonesia juga sudah mampu mengelola limbah radioaktif yang dihasilkan dari reactor nuklir tersebut. Karena itu, pemerintah seharusnya sudah meningkatkan taraf reactor nuklir tersebut untuk kepentingan yang lebih besar lagi, yaitu
membuat PLTN.
Berbagai kelebihan PLTN dibanding sumber energi lain akan membantu pemerintah dalam program penyediaan energy listrik 35.000 Megawatt (MW) dalam lima tahun ke depan. "Insinyur nuklir di Indonesia sudah berpengalaman mengelola reactor dan limbah nuklir. Selama ini tidak ada kebocoran membahayakan, sebetulnya Indonesia siap menerapkan PLTN," ujarnya.
Sidqi mengklaim, PLN sudah siap menyambut era nuklir untuk pembangkit listrik. Karena sebenarnya tenaga-tenaga ahli tentang nuklir telah direkrut PLN sejak 20 tahun silam. Setidaknya, ada 10 insinyur nuklir yang direkrut PLN dan kini sudah menduduki jajaran direksi.
PLN juga terus merekrut tenaga-tenaga ahli bidang nuklir, maka di sisi kemampuan, Indonesia tidak akan kekurangan SDM. Bahkan, sampai saat ini pasokan SDM terus bertambah karena perguruan tinggi memiliki fakultas jurusan tenaga nuklir. "Hanya tinggal menunggu keberanian pemerintah," ucapnya.
(izz)