Bawang Merah Langka, Pemerintah Baru Kalang Kabut

Kamis, 12 Mei 2016 - 22:32 WIB
Bawang Merah Langka,...
Bawang Merah Langka, Pemerintah Baru Kalang Kabut
A A A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia Ikhwan Arif kecewa karena pemerintah tidak cepat tanggap menghadapi persoalan bawang merah. Mereka seperti kalang kabut di saat harga bawang merah tinggi, suplai kurang, dan menyebabkan inflasi.

Paling tidak empat bulan sebelum adanya kelangkaan, pemeritah harus mengantisipasi fenomena ini agar masyarakat tidak berteriak karena harga mahal dan pasokan minim.

"Iya kan selama ini begitu. Nunggu sampai langka dulu baru kalang kabut. Untuk saat ini kayak pemadam kebakaran. Paling enggak empat bulan sebelumnya, sebelum ada kelangkaan harus diantisipasi," katanya kepada Sindonews, Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Ikhwan pun meminta pemerintah melakukan pembenahan tata niaga bawang merah. Jangan seperti sekarang, saat harga tinggi kemudian Bulog menetapkan HPP. Kemudian meminta petani menjual juga dengan harga patokan Bulog. "Ya susah nyarinya. Toh selama ini petani rugi enggak ada yang bantu," katanya.

Kendati Indonesia memiliki lima sentra tanam bawang merah terbesar: Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan, namun petani bawang merah harus diperhatikan.

Dengan demikian pola lahan dan pekerjanya akan memberi dampak positif bagi pasokan bawang merah kepada masyarakat.

"Karena bawang itu padat karya, untuk menghasilkan tujuh ton bawang saja memerlukan 700 orang kerja. Kalau kita tanam di Kalimantan yang penduduknya sedikit untuk nanam satu ton saja bisa memakan waktu seminggu. Sehingga struktur tanamnya juga perlu kajian dan hanya lahan-lahan tertentu,” pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8661 seconds (0.1#10.140)