Almarhum Robby Djohan Aktif Menulis di Media
A
A
A
JAKARTA - Almarhum Robby Djohan adalah seorang bankir yang pernah menduduki jabatan sebagai Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk dikenal aktif menulis di beberapa media ekonomi, khususnya mengenai perbankan, salah satunya di Majalah Infobank.
Dalam laman Infobanknews, seperti dikutip Sindonews, Sabtu (14/5/2016), dia pernah menulis mengenaik kepemimpinan dengan mengutip judul buku "The End of Leadership" karya Barbara Kellerman.
Kesimpulan dari isi buku tersebut bahwa dulu seorang leader sangat dominan dan banyak orang ingin dekat dengannya karena mereka ingin menjadi seperti pemimpinnya.
(Baca: Mantan Dirut Bank Mandiri Robby Djohan Tutup Usia)
Dewasa ini seorang leader tidak lagi harus dominan ketika para pengikut atau para pembantunya memiliki values, pengalaman, dan pengetahuan yang sudah hampir sama atau setara dengan leader tersebut. Maka, kepemimpinan dengan sendirinya harus mulai berubah lebih kepada sinergy, teamwork, dan team spirit.
Sinergi dan kerja sama yang baik terjadi ketika pemimpin dan pengikutnya memiliki kesamaan fokus pada apa yang ingin dicapai. Karena itu, tim untuk mendampingi seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab harus terdiri atas orang-orang yang terbaik serta memiliki spirit dan values yang sama.
Kondisi ini sudah lama berkembang di Amerika Serikat dan Eropa. Sebab itu, negara-negara di sana tergolong sebagai hight trust society di mana pemimpin dan para pengikutnya saling percaya dan saling menghargai karena mereka sudah sama dan setara.
Lalu, bagaimana agar Asia atau Indonesia khususnya dapat menjadi bangsa yang digolongkan sebagai hight trust society? Pertama, seorang leader harus mengerti peranannya sebagai pemimpin di mana dia itu lebih menjadi dirigent dari suatu proses.
Kedua, seorang leader harus memiliki orang-orang terbaik dan mereka ingin dekat dengan pemimpinnya karena pengalaman, pengetahuan, dan pemikirannya memiliki kesamaan. Ketiga, adanya values dan sistem atau aturan yang jelas sehingga semua orang tidak berpikir berdasarkan sistem yang dianutnya sendiri-sendiri.
Seperti diketahui, bankir legendaris dan ahli transformasi bisnis di Indonesia itu dikenal sukses melakukan transformasi bisnis, seperti Garuda Indonesia dan Bank Mandiri.
Robby Djohan kelahiran Semarang, 1 Agustus 1938 meninggal dunia di Rumah Sakit Puri Cinere, Jakarta Selatan, pada Jumat (13/5/2016) pukul 14.39 WIB.
Dalam broadcast yang diterima Sindonews menulis: "Innalillahi wainnailahi rodji'un, Telah meninggal dunia siang ini, Jumat 13 Mei 2016, pukul 14.39 WIB, Bapak Robby Djohan, Ayahanda dari Irma, Sandra & Wita Djohan di RS Puri Cinere. Semoga Almarhum husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran dan keikhlasan Aamiiin YRA."
Sementara itu, Mantan Dirut PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Budi G Sadikin men-tweet ucapan berbelangsungkawa kepada Robby Djohan dari akun pribadinya @BudiGSadikin. "Kehilangan seorang Guru, Kakak, dan senior Bankir dan Dirut Mandiri-2 #berduka"
Dan menurut kabar, jenazah akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Executive Paradise, Pesanggarahan, Jalan Pangeran Antasari Arteri Cilandak, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, Robby Djohan dikenal sebagai pemimpin bertangan dingin dalam melakukan perubahan di sebuah perusahaan. Saat krisis moneter melanda negeri, ia diminta Menteri Negara BUMN kala itu, Tanri Abeng untuk membenahi Garuda Indonesia.
Enam bulan bertugas di Garuda, Robby lagi-lagi diminta Tanri menjadi Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Robby memimpin program restrukturisasi Bank Mandiri saat krisis. Dalam melakukan transformasi bisnis, Robby yang pernah menjadi aktor film Djuara Sepatu Roda (1958) ini, menekankan kepada empat aspek: pasar, produk, produktivitas modal, dan sumber daya manusia yang andal.
Empat pilar inilah yang menabalkannya sebagai ahli transformasi bisnis Indonesia. Selamat jalan sang bankir.
Dalam laman Infobanknews, seperti dikutip Sindonews, Sabtu (14/5/2016), dia pernah menulis mengenaik kepemimpinan dengan mengutip judul buku "The End of Leadership" karya Barbara Kellerman.
Kesimpulan dari isi buku tersebut bahwa dulu seorang leader sangat dominan dan banyak orang ingin dekat dengannya karena mereka ingin menjadi seperti pemimpinnya.
(Baca: Mantan Dirut Bank Mandiri Robby Djohan Tutup Usia)
Dewasa ini seorang leader tidak lagi harus dominan ketika para pengikut atau para pembantunya memiliki values, pengalaman, dan pengetahuan yang sudah hampir sama atau setara dengan leader tersebut. Maka, kepemimpinan dengan sendirinya harus mulai berubah lebih kepada sinergy, teamwork, dan team spirit.
Sinergi dan kerja sama yang baik terjadi ketika pemimpin dan pengikutnya memiliki kesamaan fokus pada apa yang ingin dicapai. Karena itu, tim untuk mendampingi seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab harus terdiri atas orang-orang yang terbaik serta memiliki spirit dan values yang sama.
Kondisi ini sudah lama berkembang di Amerika Serikat dan Eropa. Sebab itu, negara-negara di sana tergolong sebagai hight trust society di mana pemimpin dan para pengikutnya saling percaya dan saling menghargai karena mereka sudah sama dan setara.
Lalu, bagaimana agar Asia atau Indonesia khususnya dapat menjadi bangsa yang digolongkan sebagai hight trust society? Pertama, seorang leader harus mengerti peranannya sebagai pemimpin di mana dia itu lebih menjadi dirigent dari suatu proses.
Kedua, seorang leader harus memiliki orang-orang terbaik dan mereka ingin dekat dengan pemimpinnya karena pengalaman, pengetahuan, dan pemikirannya memiliki kesamaan. Ketiga, adanya values dan sistem atau aturan yang jelas sehingga semua orang tidak berpikir berdasarkan sistem yang dianutnya sendiri-sendiri.
Seperti diketahui, bankir legendaris dan ahli transformasi bisnis di Indonesia itu dikenal sukses melakukan transformasi bisnis, seperti Garuda Indonesia dan Bank Mandiri.
Robby Djohan kelahiran Semarang, 1 Agustus 1938 meninggal dunia di Rumah Sakit Puri Cinere, Jakarta Selatan, pada Jumat (13/5/2016) pukul 14.39 WIB.
Dalam broadcast yang diterima Sindonews menulis: "Innalillahi wainnailahi rodji'un, Telah meninggal dunia siang ini, Jumat 13 Mei 2016, pukul 14.39 WIB, Bapak Robby Djohan, Ayahanda dari Irma, Sandra & Wita Djohan di RS Puri Cinere. Semoga Almarhum husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran dan keikhlasan Aamiiin YRA."
Sementara itu, Mantan Dirut PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Budi G Sadikin men-tweet ucapan berbelangsungkawa kepada Robby Djohan dari akun pribadinya @BudiGSadikin. "Kehilangan seorang Guru, Kakak, dan senior Bankir dan Dirut Mandiri-2 #berduka"
Dan menurut kabar, jenazah akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Executive Paradise, Pesanggarahan, Jalan Pangeran Antasari Arteri Cilandak, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, Robby Djohan dikenal sebagai pemimpin bertangan dingin dalam melakukan perubahan di sebuah perusahaan. Saat krisis moneter melanda negeri, ia diminta Menteri Negara BUMN kala itu, Tanri Abeng untuk membenahi Garuda Indonesia.
Enam bulan bertugas di Garuda, Robby lagi-lagi diminta Tanri menjadi Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Robby memimpin program restrukturisasi Bank Mandiri saat krisis. Dalam melakukan transformasi bisnis, Robby yang pernah menjadi aktor film Djuara Sepatu Roda (1958) ini, menekankan kepada empat aspek: pasar, produk, produktivitas modal, dan sumber daya manusia yang andal.
Empat pilar inilah yang menabalkannya sebagai ahli transformasi bisnis Indonesia. Selamat jalan sang bankir.
(izz)