BI Janji Kurs Rupiah Stabil Hingga Pertengahan Tahun
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia, Agus Dermawan Martowardojo mengatakan, selama kuartal I 2016, kurs rupiah berada dalam kondisi stabil terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD). Kondisi ini akan terus membaik hingga pertengahan tahun 2016.
Angka kestabilan rupiah di kuartal I menguat secara point to point di presentase 3,96% atau berada di level Rp13.260/USD. Hingga April 2016 penguatan tersebut berlanjut membaik.
"Rupiah kita menguat di kuartal I 2016 dan berlanjut hingga April 2016 sebesar 0,55% point to point atau Rp13.188/USD," ujar Agus, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Agus menjelaskan lebih lanjut, dari sisi domestik penguatan rupiah berlanjut didukung oleh persepsi positif ekonomi domestik. Sejalan dengan penurunan BI rate dan paket kebijakan pemerintah dan percepatan implementasi proyek infrastruktur. Selain itu, ditopang oleh pertumbuhan komoditas domestik yang berorientasi ekspor.
"Penguatan rupiah kita ditopang juga pasokan valas di Indonesia. Kemudian komoditas domestik yang berorientasi ekspor seperti kelapa sawit dan kawan-kawannya," ungkapnya.
Dari sisi eksternal, lanjut Agus, penguatan rupiah juga didasarkan pada meredanya kenaikan Fed rate dan berlanjutnya kebijakan moneeter di negara maju.
"Kedepan kita akan selalu menjaga stabilitas kurs sesuai dengan nilai fundamentalnya," pungkas Agus.
Angka kestabilan rupiah di kuartal I menguat secara point to point di presentase 3,96% atau berada di level Rp13.260/USD. Hingga April 2016 penguatan tersebut berlanjut membaik.
"Rupiah kita menguat di kuartal I 2016 dan berlanjut hingga April 2016 sebesar 0,55% point to point atau Rp13.188/USD," ujar Agus, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Agus menjelaskan lebih lanjut, dari sisi domestik penguatan rupiah berlanjut didukung oleh persepsi positif ekonomi domestik. Sejalan dengan penurunan BI rate dan paket kebijakan pemerintah dan percepatan implementasi proyek infrastruktur. Selain itu, ditopang oleh pertumbuhan komoditas domestik yang berorientasi ekspor.
"Penguatan rupiah kita ditopang juga pasokan valas di Indonesia. Kemudian komoditas domestik yang berorientasi ekspor seperti kelapa sawit dan kawan-kawannya," ungkapnya.
Dari sisi eksternal, lanjut Agus, penguatan rupiah juga didasarkan pada meredanya kenaikan Fed rate dan berlanjutnya kebijakan moneeter di negara maju.
"Kedepan kita akan selalu menjaga stabilitas kurs sesuai dengan nilai fundamentalnya," pungkas Agus.
(ven)