Sejak SMA Punya Cita-cita Tanda Tangan di Uang Rupiah, Eh Kesampaian!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siapa yang tak kenal dengan Mirza Adityaswara, sosok yang pernah menjabat mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) periode 2014-2019. Banyak yang tidak mengetahui bahwa sejak SMA, Mirza mempunyai cita cita unik yakni berkeinginan agar tanda tangannya ada di mata uang negara Republik Indonesia.
(Baca Juga: Gubernur BI: Alhamdulillah, Masa Kritis Ekonomi Sudah Lewat )
Mirza yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menceritakan, secara singkat awal berkarir hingga menjadi DGS BI yang kala itu dinahkodai oleh Agus Martowardojo. Selepas lulus dari bangku SMA, Mirza mengaku memang bercita cita agar tanda tanda tangannya ada di uang rupiah .
"Dan Alhamdulillah cita-cita itu tercapai tahun 2014. Jadi itu memang jalan Tuhan," kata Mirza saat 'peluncuran dan bedah buku begawanship Mirza Adityaswara: kekuatan komunikasi' secara virtual di Jakarta, Jumat (11/12/2020).
Dia mengaku, jalan karirnya memang sangat berliku. Selepas kuliah dirinya sempat bekerja pada Bank Sumitomo di Jakarta dari tahun 1989 lalu pindah ke Bank PDFCI sampai tahun 1994. "Pada saat itu ada booming kredit sindikasi lalu saya melanjutkan sekolah ke Australia untuk meraih gelar Master S2," sebut dia.
(Baca Juga: Bos BI Melihat Secuil Harapan Perbaikan Ekonomi di Kuartal IV/2020 )
Singkat cerita, Mirza merupakan DGS BI periode 2013-2014 yang pada saat itu menggantikan Darmin Nasution. Kemudian DPR menyetujui Mirza untuk menjabat kembali DGS BI selama lima tahun periode 2014-2019.
Selama menjabat selama 5 tahun di BI, Mirza berhasil menekan kredit bermasalah atau NPL perbankan. Bahkan selama menjabat sebagai DGS, Mirza disebut sebagai bapak CAD. Pasalnya selama berkiprah di BI, dia selalu menekankan CAD agar selalu pada batas yang aman.
(Baca Juga: Gubernur BI: Alhamdulillah, Masa Kritis Ekonomi Sudah Lewat )
Mirza yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menceritakan, secara singkat awal berkarir hingga menjadi DGS BI yang kala itu dinahkodai oleh Agus Martowardojo. Selepas lulus dari bangku SMA, Mirza mengaku memang bercita cita agar tanda tanda tangannya ada di uang rupiah .
"Dan Alhamdulillah cita-cita itu tercapai tahun 2014. Jadi itu memang jalan Tuhan," kata Mirza saat 'peluncuran dan bedah buku begawanship Mirza Adityaswara: kekuatan komunikasi' secara virtual di Jakarta, Jumat (11/12/2020).
Dia mengaku, jalan karirnya memang sangat berliku. Selepas kuliah dirinya sempat bekerja pada Bank Sumitomo di Jakarta dari tahun 1989 lalu pindah ke Bank PDFCI sampai tahun 1994. "Pada saat itu ada booming kredit sindikasi lalu saya melanjutkan sekolah ke Australia untuk meraih gelar Master S2," sebut dia.
(Baca Juga: Bos BI Melihat Secuil Harapan Perbaikan Ekonomi di Kuartal IV/2020 )
Singkat cerita, Mirza merupakan DGS BI periode 2013-2014 yang pada saat itu menggantikan Darmin Nasution. Kemudian DPR menyetujui Mirza untuk menjabat kembali DGS BI selama lima tahun periode 2014-2019.
Selama menjabat selama 5 tahun di BI, Mirza berhasil menekan kredit bermasalah atau NPL perbankan. Bahkan selama menjabat sebagai DGS, Mirza disebut sebagai bapak CAD. Pasalnya selama berkiprah di BI, dia selalu menekankan CAD agar selalu pada batas yang aman.
(akr)