Ekonomi RI Diramal Peringkat 7 Tertinggi Dunia
Ekonomi RI Diramal Peringkat 7 Tertinggi Dunia
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo memperkirakan Indonesia bisa menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030. Bahkan, product domestik bruto (PDB) Indonesia bisa mencapai USD4 triliun dari yang saat ini sebesar USD1 triliun.
"Kalau kita bisa menjaga pertumbuhan ekonomi kita, yang sustainable maka di 2030 kita bisa capai predikat nomor 7 terbesar di dunia bahkan (PDB) bisa mendekati USD4 triliun dari sekarang USD1 triliun," kata Agus di Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Menurutnya, jika melihat kondisi Indonesia selama 16 tahun terakhir pertumbuhan ekonominya terjaga dengan baik. Bahkan di antara negara G20 Indonesia masuk peringkat pertama yang pertumbuhan ekonominya punya deviasi kecil. "Kalau yang pertama kan Tiongkok. Tapi kalau deviasinya kecil, kita nomor satu," kata dia.
Hal tersebut tentu bisa dipertahankan jika Indonesia bisa melakukan reform, yakni mengelola manajemen energi dan pangan dengan baik. Selain itu, deindustrialisasi kembali harus dibangkitkan, karena Indonesia tidak punya tingkat kompetisi yang kuat untuk bersaing di dunia.
"Kunci utama kita reform adalah dengan persediaan pembangunan yang sustainable. Kita akan bisa menjadi emerging ekonomi power house. Karena kita tahu kekuatan kita adalah bonus demografi dan SDA yang kuat," pungkasnya.
"Kalau kita bisa menjaga pertumbuhan ekonomi kita, yang sustainable maka di 2030 kita bisa capai predikat nomor 7 terbesar di dunia bahkan (PDB) bisa mendekati USD4 triliun dari sekarang USD1 triliun," kata Agus di Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Menurutnya, jika melihat kondisi Indonesia selama 16 tahun terakhir pertumbuhan ekonominya terjaga dengan baik. Bahkan di antara negara G20 Indonesia masuk peringkat pertama yang pertumbuhan ekonominya punya deviasi kecil. "Kalau yang pertama kan Tiongkok. Tapi kalau deviasinya kecil, kita nomor satu," kata dia.
Hal tersebut tentu bisa dipertahankan jika Indonesia bisa melakukan reform, yakni mengelola manajemen energi dan pangan dengan baik. Selain itu, deindustrialisasi kembali harus dibangkitkan, karena Indonesia tidak punya tingkat kompetisi yang kuat untuk bersaing di dunia.
"Kunci utama kita reform adalah dengan persediaan pembangunan yang sustainable. Kita akan bisa menjadi emerging ekonomi power house. Karena kita tahu kekuatan kita adalah bonus demografi dan SDA yang kuat," pungkasnya.
(izz)
Explore More