Sudirman Said Akui Proyek Listrik 35.000 MW Tak Berjalan Mulus
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengakui proyek listrik 35.000 megawatt (MW) yang diusung pemerintah tidak berjalan mulus dan sempurna. Bahkan, hingga saat ini proyek yang dicita-citakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tersebut belum menunjukkan progres maksimal.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang menjadi salah satu penentu keberlangsungan proyek listrik tersebut, bahkan baru diserahkan PT PLN (Persero) setelah Kementerian ESDM mengultimatum mereka. Padahal, proses lelang untuk pembangkit listrik 35.000 MW tidak akan bisa dilaksanakan jika revisi RUPTL belum rampung.
"Proyek 35.000 MW punya tantangan dan hal yang musti dibereskan. Progressnya memang tidak sempurna," kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini mengakui berbagai persoalan tersebut sedikit banyak menjadi sandungan untuk keberhasilan proyek listrik 35.000 MW. Jokowi beberapa waktu lalu masih sempat menyangsikan proyek tersebut akan dapat terwujud.
Namun, dia tetap meyakini bahwa permasalahan tersebut akan ada jalan keluarnya. "Saya ditanya Presiden, Pak Menteri yakin enggak (proyek 35.000MW) bisa dicapai. Saya mengatakan 35.000 MW itu program yang pertama di-launch pemerintah dan ini baru tiga bulan. Yang penting kerja keras dan nanti akan terus dievaluasi. Kerja kolektif nanti ada jalan keluar," imbuh dia.
Apalagi, tambah Sudirman, proyek tersebut baru berjalan beberapa bulan. Masih ada waktu hingga 2019 untuk memecahkan masalah agar proyek ini terwujud.
"Ibarat main bola, ini menit ke sepuluh. Kalau ada salah dikit wajar. Yang penting makin menit terakhir tim makin kompak, dan seluruh pemain, wasit, pelatih, bersikap dan bertindak jujur. Ini (proyek 35.000 MW) bukan target, tapi kebutuhan yang harus ada apapun caranya," pungkas dia.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang menjadi salah satu penentu keberlangsungan proyek listrik tersebut, bahkan baru diserahkan PT PLN (Persero) setelah Kementerian ESDM mengultimatum mereka. Padahal, proses lelang untuk pembangkit listrik 35.000 MW tidak akan bisa dilaksanakan jika revisi RUPTL belum rampung.
"Proyek 35.000 MW punya tantangan dan hal yang musti dibereskan. Progressnya memang tidak sempurna," kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini mengakui berbagai persoalan tersebut sedikit banyak menjadi sandungan untuk keberhasilan proyek listrik 35.000 MW. Jokowi beberapa waktu lalu masih sempat menyangsikan proyek tersebut akan dapat terwujud.
Namun, dia tetap meyakini bahwa permasalahan tersebut akan ada jalan keluarnya. "Saya ditanya Presiden, Pak Menteri yakin enggak (proyek 35.000MW) bisa dicapai. Saya mengatakan 35.000 MW itu program yang pertama di-launch pemerintah dan ini baru tiga bulan. Yang penting kerja keras dan nanti akan terus dievaluasi. Kerja kolektif nanti ada jalan keluar," imbuh dia.
Apalagi, tambah Sudirman, proyek tersebut baru berjalan beberapa bulan. Masih ada waktu hingga 2019 untuk memecahkan masalah agar proyek ini terwujud.
"Ibarat main bola, ini menit ke sepuluh. Kalau ada salah dikit wajar. Yang penting makin menit terakhir tim makin kompak, dan seluruh pemain, wasit, pelatih, bersikap dan bertindak jujur. Ini (proyek 35.000 MW) bukan target, tapi kebutuhan yang harus ada apapun caranya," pungkas dia.
(izz)