Bocoran Sudirman Said: SKK Migas dan Ditjen Migas Tidak Pernah Akur
A
A
A
JAKARTA - Ditengah gencarnya revolusi mental, ego sektoral sepertinya belum bisa dihilangkan di negeri ini. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan bahwa SKK Migas dan Direktorat Jenderal Migas tidak pernah akur. Bahkan, keduanya jarang bisa diajak berdialog dengan baik.
Tanpa menutup-nutupi masalah internal keduanya, pria asal Brebes, Jawa Tengah, ini mengatakan ego tersebut sangat merepotkan karena sulitnya mereka berdialog.
“Saya jujur kepada situasi. SKK Migas dan Ditjen Migas susah bisa berdialog dengan baik,” ujarnya di JCC Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Ia lantas tidak habis pikir mengingat keduanya sama-sama berkantor di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Sudirman pun menyebut kantor mereka tidak ubahnya mirip Tembok China. “Gatot Subroto itu seperti Tembok China, ada sebelah sini dan ada sebelah sana. Dan dua institusi ini jangankan kerja sama, kadang-kadang mereka saling merepotkan,” keluh dia.
Menurut Sudirman, sejatinya kejadian ini tidak perlu terjadi. Karena keduanya menjalankan UU Energi yang sudah ditetapkan. Seperti DEN (Dewan Energi Nasional) yang menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
"Jadi DEN perlu difungsikan sebagaimana mestinya. Bahkan saya harus mengatakan betul-betul ini untuk menjalankan dan menggunakan UU Energi untuk regulasi," katanya.
Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk menggunakan equity power sebagai pendorong untuk perjalanan melaksanakan UU Energi. Untuk itu, semuanya harus bersinergi.
Lantas Sudirman mencontohkan hubungan Kementerian ESDM dengan Kementerian LHK.
“Saya dengan Ibu Siti (Menteri LHK) misalnya, kita hubungannya baik walaupun menteri tidak selalu hadir tapi saya selalu update apa yang dibicarakan DEN. Dan Insya Allah hubungan kita sangat baik semoga bisa jadi modal menyelesaikan masalah ke depan," pungkasnya.
Tanpa menutup-nutupi masalah internal keduanya, pria asal Brebes, Jawa Tengah, ini mengatakan ego tersebut sangat merepotkan karena sulitnya mereka berdialog.
“Saya jujur kepada situasi. SKK Migas dan Ditjen Migas susah bisa berdialog dengan baik,” ujarnya di JCC Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Ia lantas tidak habis pikir mengingat keduanya sama-sama berkantor di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Sudirman pun menyebut kantor mereka tidak ubahnya mirip Tembok China. “Gatot Subroto itu seperti Tembok China, ada sebelah sini dan ada sebelah sana. Dan dua institusi ini jangankan kerja sama, kadang-kadang mereka saling merepotkan,” keluh dia.
Menurut Sudirman, sejatinya kejadian ini tidak perlu terjadi. Karena keduanya menjalankan UU Energi yang sudah ditetapkan. Seperti DEN (Dewan Energi Nasional) yang menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
"Jadi DEN perlu difungsikan sebagaimana mestinya. Bahkan saya harus mengatakan betul-betul ini untuk menjalankan dan menggunakan UU Energi untuk regulasi," katanya.
Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk menggunakan equity power sebagai pendorong untuk perjalanan melaksanakan UU Energi. Untuk itu, semuanya harus bersinergi.
Lantas Sudirman mencontohkan hubungan Kementerian ESDM dengan Kementerian LHK.
“Saya dengan Ibu Siti (Menteri LHK) misalnya, kita hubungannya baik walaupun menteri tidak selalu hadir tapi saya selalu update apa yang dibicarakan DEN. Dan Insya Allah hubungan kita sangat baik semoga bisa jadi modal menyelesaikan masalah ke depan," pungkasnya.
(ven)