BPS Catat Mei Inflasi 0,24% Usai Empat Bulan Deflasi
A
A
A
JAKARTA - Setelah empat bulan berturut-turut dari Januari-April 2016 Indonesia mengalami deflasi, akhirnya Mei terjadi inflasi sebesar 0,24%. Untuk inflasi tahun kalender sebesar 0,4%, inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 3,33%.
Sementara, inflasi komponen inti sebesar 0,23% dan inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 3,41%. Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), ada 67 kota IHK yang mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi di Pontianak sebesar 1,67%. Terendah di Singaraja dan Palangkaraya 0,02% dan deflasi tertinggi di Sorong 0,92%," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Dia menjelaskan, jika dilihat dari tahun ke tahun, inflasi Mei 2016 lebih rendah dari Mei 2015 yang sebesar 0,55%. Dia juga mengatakan, ada bagusnya Indonesia inflasi setelah empat bulan deflasi.
"Setelah deflasi kemarin kita sekarang inflasi. Ini bisa mengubah sesuatu terutama daya beli. Karena kalau deflasi terus menerus bisa bahaya. Kalau sekarang inflasi berarti daya beli kita enggak terganggu," ujarnya.
Secara umum, inflasi sebesar 0,24% terjadi pada beberapa sektor. Bahan makanan terjadi inflasi 0,3%, padahal ada beberapa juga bahan makanan yang mengalami deflasi.
"Ada beberapa yang deflasi sebetulnya, beras dan ikan masih mendorong deflasi. Sedangkan untuk makanan terjadi inflasi 0,58%. Ini karena ada yang mendorong inflasi seperti gula pasir," pungkas Suryamin.
Sementara, inflasi komponen inti sebesar 0,23% dan inflasi komponen inti tahun ke tahun sebesar 3,41%. Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), ada 67 kota IHK yang mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi di Pontianak sebesar 1,67%. Terendah di Singaraja dan Palangkaraya 0,02% dan deflasi tertinggi di Sorong 0,92%," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Dia menjelaskan, jika dilihat dari tahun ke tahun, inflasi Mei 2016 lebih rendah dari Mei 2015 yang sebesar 0,55%. Dia juga mengatakan, ada bagusnya Indonesia inflasi setelah empat bulan deflasi.
"Setelah deflasi kemarin kita sekarang inflasi. Ini bisa mengubah sesuatu terutama daya beli. Karena kalau deflasi terus menerus bisa bahaya. Kalau sekarang inflasi berarti daya beli kita enggak terganggu," ujarnya.
Secara umum, inflasi sebesar 0,24% terjadi pada beberapa sektor. Bahan makanan terjadi inflasi 0,3%, padahal ada beberapa juga bahan makanan yang mengalami deflasi.
"Ada beberapa yang deflasi sebetulnya, beras dan ikan masih mendorong deflasi. Sedangkan untuk makanan terjadi inflasi 0,58%. Ini karena ada yang mendorong inflasi seperti gula pasir," pungkas Suryamin.
(izz)