Ini Komponen Penyebab Inflasi Mei 2016

Rabu, 01 Juni 2016 - 15:13 WIB
Ini Komponen Penyebab Inflasi Mei 2016
Ini Komponen Penyebab Inflasi Mei 2016
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menuturkan, ada beberapa bahan makanan volatile food yang menyebabkan Mei tahun ini terjadi inflasi. Ini terjadi utamanya karena jelang Ramadhan yang jatuh beberapa hari lagi.

Pertama, daging ayam ras dengan kenaikannya rata-rata 17% dengan andil inflasi 0,08%. Hal ini dikarenakan harga beli mulai mengalami kenaikan dari distributornya.

(Baca:BPS Catat Mei Inflasi 0,24% Usai Empat Bulan Deflasi)

"Kami perkirakan, karena menjelang masuknya Ramadhan, ayam juga penting biasanya untuk berbuka puasa. Terjadi kenaikan di 64 kota IHK. Kenaiakan tertinggi di Tanjung Pandan hingga 38% dan Jambi 26%," kata Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Kedua, tarif angkutan udara yang naik 6,59% dengan andil 0,06%. Ini karena jasa angkutan udara permintaannya meningkat lantaran ada season liburan meskipun tidak lama.

"Kemarin pas hari libur saja banyak yang menggunakan angkutan udara. Ini terjadi kenaikan di 35 kota IHK. Tetinggi di Pontianak dan Singkawang hingga 39%," kata dia.

Ketiga, harga gula pasir naik 7,4% dengan andil 0,04%, karena tingginya permintaan menjelang Ramadhan dan stok gula terbatas. "Kalau stoknya ada dengan persediaan yang melimpah tidak akan naik.‎ Terjadi kenaikan di 80 kota IHK dan hanya dua yang tidak. Sekarang pemerintah masih konsen di bawang, padahal bawang enggak ada masalah. Kenaikan tertinggi di Bulukumba 19% dan Sumenep 17%," kata Suryamin.

Kemudian, teluar ayam ras naik 3,12% dengan andil 0,02%, karena tingginya permintaan telur ayam ras. Terjadi kenaikan di 61 kota IHK, tertinggi di Kupang dan Tegal 8%. Kelima, minyak goreng dengan kenaikan 1,73% dengan andil 0,02%, lantaran naiknya harga bahan baku CPO.

"Ini saya katakan tadi ada karena CPO naik, ekspor naik. Tapi kita harus kendalikan juga. Ini terjadi kenaikan di 67 IHK. Tertinggi di Padang Sidempuan dan Serang sebesar 8%," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5596 seconds (0.1#10.140)