Bandara Andi Jemma dan Bua di Sulsel Akan Dikembangkan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini telah membangun dan mengembangkan dua bandara di Sulawesi Selatan. Dua bandara tersebut antara lain Bandara Andi Jemma di Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara dan Bandara Bua di Belopa, Kabupaten Luwu.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo mengatakan, pengoperasian pengembangan kedua bandara itu diharapkan bisa memudahkan aksebillitas masyarakat di Pulau Sulawesi dan daerah sekitar. “Dengan beroperasinya kedua bandara tersebut, semakin memudahkan aksesibilitas masyarakat di pulau Sulawesi, khususnya di Sulawesi Selatan," ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (7/6/2016).
Sebagai informasi, perjalanan yang ditempuh dari Luwu dan Luwu Utara ke kota Makassar jika melalui jalur darat kira-kira menghabiskan waktu sekitar 8-15 jam. Penerbangan langsung dari Luwu ke kota Makassar maupun sebaliknya akan mempersingkat waktu tempuh menjadi hanya sekitar 1 jam.
"Jadi waktunya akan menjadi sangat singkat kalau menuju ke pintu gerbang Sulawesi, Makassar. Sehingga aksebilitas masyarakat juga semakin efisien," jelasnya.
Bandara Andi Jemma, memiliki lokasi yang strategis yaitu di pusat kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan atau sekitar 480 km dari kota Makassar. Sementara Bandara Bua atau yang dahulu bernama Bandara Ligaligo terletak di Ibukota Belopa, Kabupaten Luwu. Lokasi bandara berjarak sekitar 10 km dari Kota Palopo dan sekitar 367 km dari Kota Makassar.
Bandara Andi Jemma dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Ditjen Perhubungan Udara. Pengembangan bandara dilakukan sejak 2015, dan pada tahun ini telah selesai. Pengembangan berupa pembangunan dan perluasan terminal penumpang dari 240m2 menjadi 400m2 dan juga telah memiliki panjang landasan pacu (runway) 900m x 23m, serta panjang landasan hubung (taxiway) 75m x 15m dan landasan parkir (apron) seluas 60m x 40m.
Sementara Bandara Bua, dikelola juga oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III. Pembangunan yang telah selesai meliputi pengembangan terminal penumpang seluas 240 m2, yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang untuk calon penumpang, seperti X-Ray dan Ruang Tunggu. Bandara ini memiliki panjang landasan pacu (runway) 1.400 m dan lebar 30 m dan mempunyai kekuatan 15 F/C/Y/T. Panjang landasan hubung (taxiway) 191,5 m dan lebar 18 m. Sedangkan landasan parkir (apron) memiliki panjang 80 m dan lebar 60 m.
Selain kedua bandara tersebut, Sulawesi Selatan telah memiliki bandara lainnya, yaitu Bandar Udara Arung Palakka di Kabupaten Bone, Bandar Udara Pongtiku di Kabupaten Tana Toraja, Bandar Udara Sangia Nibandera di Kabupaten Kolaka, dan Bandar Udara Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros.
"Pembangunan dan pengembangan terminal baru Bandar Udara Andi Jemma dan Bandar Udara BUA sesuai dengan fokus kerja tingkatkan kapasitas sarana, prasarana dan kualitas playanan transportasi. Keberadaan bandara ini juga wujud komitmen Kemenhub membangun Indonesia dari pinggiran, daerah terluar, terdalam, terisolir, rawan bencana serta memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan pariwisata," pungkasnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo mengatakan, pengoperasian pengembangan kedua bandara itu diharapkan bisa memudahkan aksebillitas masyarakat di Pulau Sulawesi dan daerah sekitar. “Dengan beroperasinya kedua bandara tersebut, semakin memudahkan aksesibilitas masyarakat di pulau Sulawesi, khususnya di Sulawesi Selatan," ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (7/6/2016).
Sebagai informasi, perjalanan yang ditempuh dari Luwu dan Luwu Utara ke kota Makassar jika melalui jalur darat kira-kira menghabiskan waktu sekitar 8-15 jam. Penerbangan langsung dari Luwu ke kota Makassar maupun sebaliknya akan mempersingkat waktu tempuh menjadi hanya sekitar 1 jam.
"Jadi waktunya akan menjadi sangat singkat kalau menuju ke pintu gerbang Sulawesi, Makassar. Sehingga aksebilitas masyarakat juga semakin efisien," jelasnya.
Bandara Andi Jemma, memiliki lokasi yang strategis yaitu di pusat kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan atau sekitar 480 km dari kota Makassar. Sementara Bandara Bua atau yang dahulu bernama Bandara Ligaligo terletak di Ibukota Belopa, Kabupaten Luwu. Lokasi bandara berjarak sekitar 10 km dari Kota Palopo dan sekitar 367 km dari Kota Makassar.
Bandara Andi Jemma dikelola oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Ditjen Perhubungan Udara. Pengembangan bandara dilakukan sejak 2015, dan pada tahun ini telah selesai. Pengembangan berupa pembangunan dan perluasan terminal penumpang dari 240m2 menjadi 400m2 dan juga telah memiliki panjang landasan pacu (runway) 900m x 23m, serta panjang landasan hubung (taxiway) 75m x 15m dan landasan parkir (apron) seluas 60m x 40m.
Sementara Bandara Bua, dikelola juga oleh Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III. Pembangunan yang telah selesai meliputi pengembangan terminal penumpang seluas 240 m2, yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang untuk calon penumpang, seperti X-Ray dan Ruang Tunggu. Bandara ini memiliki panjang landasan pacu (runway) 1.400 m dan lebar 30 m dan mempunyai kekuatan 15 F/C/Y/T. Panjang landasan hubung (taxiway) 191,5 m dan lebar 18 m. Sedangkan landasan parkir (apron) memiliki panjang 80 m dan lebar 60 m.
Selain kedua bandara tersebut, Sulawesi Selatan telah memiliki bandara lainnya, yaitu Bandar Udara Arung Palakka di Kabupaten Bone, Bandar Udara Pongtiku di Kabupaten Tana Toraja, Bandar Udara Sangia Nibandera di Kabupaten Kolaka, dan Bandar Udara Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros.
"Pembangunan dan pengembangan terminal baru Bandar Udara Andi Jemma dan Bandar Udara BUA sesuai dengan fokus kerja tingkatkan kapasitas sarana, prasarana dan kualitas playanan transportasi. Keberadaan bandara ini juga wujud komitmen Kemenhub membangun Indonesia dari pinggiran, daerah terluar, terdalam, terisolir, rawan bencana serta memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan pariwisata," pungkasnya.
(dmd)