Satelit BRI Akan Meluncur 17 Juni
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI) mengemukakan penundaan peluncuran setelit BRI tidak akan berlangsung lama. Satelit yang diberi nama BRIsat ini dijadwalkan akan meluncur selang delapan hari dari jadwal semula, 8 Juni 2016 (9 Juni WIB), menjadi 16 Juni 2016, waktu Guyana, Prancis, Amerika Selatan, atau 17 Juni waktu Indonesia bagian barat (WIB).
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan, pihaknya baru sampai dari Prancis hari ini. Sebelumnya, jajaran direksi melakukan evaluasi atas penundaan peluncuran BRIsat di sana.
"Kami baru mendarat dari Paris, kita sampaikan informasi ini setelah dilakukan evaluasi menyeluruh. Akhirnya penundaan satelit sudah ditentukan waktunya jadi tanggal 16, bulan 6, tahun 2016 waktu setempat," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Dia menjelaskan, perkiraan awal penundaan sekitar 5-10 hari berdasarkan informasi dari Arianespace selaku perusahaan peluncur roket. Namun, dalam keputusan final tidak selama itu.
"Ada penundaan 8 hari, ini kalau berdasarkan hasil press conference Arianespace di Paris, 2 hari lalu. Penundaan ini sekitar 5-10 hari dan final meeting kita ambil keputusan bahwa penundaan bisa dilakukan 8 hari, tidak sepuluh hari," terangnya.
Asmawi mengungkapkan, pihaknya telah melakukan beberapa pertemuan dengan berbagai pihak terkait peluncuran setelah ada gangguan. Rapat dilakukan di tiga negara.
"Jadi pertemuan-pertemuan dilakukan sejak ada masalah, kita lakukan meeting di tiga tempat. Pertama, di Guyana, Prancis karena fisiknya di sana. Kemudian, dengan manajemen Arianespace di Paris bersama Bank BRI, dan Ecostar 18 yang adanya di Amerika Serikat," pungkasnya.
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan, pihaknya baru sampai dari Prancis hari ini. Sebelumnya, jajaran direksi melakukan evaluasi atas penundaan peluncuran BRIsat di sana.
"Kami baru mendarat dari Paris, kita sampaikan informasi ini setelah dilakukan evaluasi menyeluruh. Akhirnya penundaan satelit sudah ditentukan waktunya jadi tanggal 16, bulan 6, tahun 2016 waktu setempat," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Dia menjelaskan, perkiraan awal penundaan sekitar 5-10 hari berdasarkan informasi dari Arianespace selaku perusahaan peluncur roket. Namun, dalam keputusan final tidak selama itu.
"Ada penundaan 8 hari, ini kalau berdasarkan hasil press conference Arianespace di Paris, 2 hari lalu. Penundaan ini sekitar 5-10 hari dan final meeting kita ambil keputusan bahwa penundaan bisa dilakukan 8 hari, tidak sepuluh hari," terangnya.
Asmawi mengungkapkan, pihaknya telah melakukan beberapa pertemuan dengan berbagai pihak terkait peluncuran setelah ada gangguan. Rapat dilakukan di tiga negara.
"Jadi pertemuan-pertemuan dilakukan sejak ada masalah, kita lakukan meeting di tiga tempat. Pertama, di Guyana, Prancis karena fisiknya di sana. Kemudian, dengan manajemen Arianespace di Paris bersama Bank BRI, dan Ecostar 18 yang adanya di Amerika Serikat," pungkasnya.
(dmd)