Holding Energi Untungkan PGN
A
A
A
JAKARTA - Holding energi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai akan membawa keuntungan besar bagi PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Salah satunya PGN akan mendapatkan akses langsung ke sumber gas yang dimiliki PT Pertamina (Persero).
“PGN, perusahaan yang posisinya sebagai distributor gas akan mendapatkan akses langsung ke sumber energi, dan ini tentu memberikan suatu advantage, serta dampak positif dalam hal biaya operasional,” ujar pakar bidang ketahanan energi dan pengajar geoekonomi di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Dirgo D Purbo dalam keterangan persnya, Jumat (10/6/2016).
Tidak hanya keuntungan bagi PGN, lanjut dia, perusahaan publik mayoritas sahamnya dimiliki negara itu akan menjadikan operasional Pertamina lebih efektif dan efisien. Sehingga, biaya operasional jauh lebih murah.
"Besarnya biaya yang terpangkas dengan adanya integrasi operasional antara Pertamina dan PGN tersebut bisa mencapai 30%," terangnya.
Menurut Dirgo, peningkatan efektivitas dan efisiensi terjadi karena Pertamina dan PGN memiliki aset operasional yang sama, seperti fasilitas operasi, perlengkapan dan sistem kontrol. Penggabungan aset operasional akan mengurangi faktor gangguan pasokan dari sumber energi, dalam hal ini Pertamina di hulu dan PGN di hilir, karena dioperasikan dalam satu manajemen.
Dia menyebutkan, tak kalah penting, penggabungan PGN ke Pertamina akan memberikan dampak positif terhadap ketahanan energi nasional. Pasalnya, karena holding bisa memperkuat sektor minyak dan gas nasional.
"Langkah strategis inilah yang memperkuat posisi industri migas secara vertikal. Integrasi merupakan kekuatan fundamental dari industri migas," katanya.
Hal senada disampaikan pengamat dan dosen Ketahanan Energi Universitas Pertahanan Yanif Dwi Kuntjoro. Dia mengatakan, integrasi PGN ke Pertamina akan mengurangi biaya investasi dalam infrastruktur energi. Misalnya, aspek biaya koordinasi atau komunikasi.
"Kedua perusahaan lebih singkat, cepat, murah dalam berkoordinasi ataupun berkomunikasi. Sehingga melalui logika rasional akan berdampak pada harga gas semakin turun," ujarnya.
Seperti diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memutuskan menjadikan Pertamina sebagai induk usaha BUMN di sektor energi. PGN akan menjadi salah satu anak usaha holding BUMN energi tersebut. Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding energi bisa dituntaskan pada 2016.
“PGN, perusahaan yang posisinya sebagai distributor gas akan mendapatkan akses langsung ke sumber energi, dan ini tentu memberikan suatu advantage, serta dampak positif dalam hal biaya operasional,” ujar pakar bidang ketahanan energi dan pengajar geoekonomi di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Dirgo D Purbo dalam keterangan persnya, Jumat (10/6/2016).
Tidak hanya keuntungan bagi PGN, lanjut dia, perusahaan publik mayoritas sahamnya dimiliki negara itu akan menjadikan operasional Pertamina lebih efektif dan efisien. Sehingga, biaya operasional jauh lebih murah.
"Besarnya biaya yang terpangkas dengan adanya integrasi operasional antara Pertamina dan PGN tersebut bisa mencapai 30%," terangnya.
Menurut Dirgo, peningkatan efektivitas dan efisiensi terjadi karena Pertamina dan PGN memiliki aset operasional yang sama, seperti fasilitas operasi, perlengkapan dan sistem kontrol. Penggabungan aset operasional akan mengurangi faktor gangguan pasokan dari sumber energi, dalam hal ini Pertamina di hulu dan PGN di hilir, karena dioperasikan dalam satu manajemen.
Dia menyebutkan, tak kalah penting, penggabungan PGN ke Pertamina akan memberikan dampak positif terhadap ketahanan energi nasional. Pasalnya, karena holding bisa memperkuat sektor minyak dan gas nasional.
"Langkah strategis inilah yang memperkuat posisi industri migas secara vertikal. Integrasi merupakan kekuatan fundamental dari industri migas," katanya.
Hal senada disampaikan pengamat dan dosen Ketahanan Energi Universitas Pertahanan Yanif Dwi Kuntjoro. Dia mengatakan, integrasi PGN ke Pertamina akan mengurangi biaya investasi dalam infrastruktur energi. Misalnya, aspek biaya koordinasi atau komunikasi.
"Kedua perusahaan lebih singkat, cepat, murah dalam berkoordinasi ataupun berkomunikasi. Sehingga melalui logika rasional akan berdampak pada harga gas semakin turun," ujarnya.
Seperti diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memutuskan menjadikan Pertamina sebagai induk usaha BUMN di sektor energi. PGN akan menjadi salah satu anak usaha holding BUMN energi tersebut. Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding energi bisa dituntaskan pada 2016.
(dmd)