Pilih Saham Prancis atau Saham Italia?

Minggu, 12 Juni 2016 - 12:10 WIB
Pilih Saham Prancis...
Pilih Saham Prancis atau Saham Italia?
A A A
JAKARTA - Sepak bola memang luar biasa. Ia bisa menyihir lebih dari separuh penduduk dunia. Sepak bola bahkan memengaruhi nilai perdagangan saham dan harga saham. Riset menunjukkan, selama berlangsung turnamen sepak bola besar seperti Piala Dunia dan Piala Eropa, nilai transaksi saham mengalami penurunan.

Fenomena ini ditemukan tidak hanya di negara yang tim nasionalnya sedang berlaga di turnamen tersebut, tetapi juga di negara yang bukan peserta turnamen. Di Indonesia, misalnya, rata-rata volume transaksi harian selama berlangsungnya Piala Dunia lebih rendah 78% (tahun 1998), 13% (tahun 2002), dan 35% (tahun 2006) jika dibandingkan rata-rata transaksi harian sepanjang tahun.

Ada dugaan bahwa sebagian trader saham adalah penggemar dan petaruh sepak bola. Mereka harus membagi waktu dan dana untuk trading saham dengan menonton siaran langsung sepak bola sekaligus bertaruh hasilnya. Bisa dibayangkan para trader saham yang harus melotot di depan TV sejak malam hingga dini hari.

Mereka pasti kehabisan stamina untuk melakukan trading saham di pagi dan siang hari. Selain itu, sepak bola ternyata memengaruhi harga saham di negara-negara yang tim nasionalnya berlaga di turnamen. Riset Alex Edmans dan kawan-kawan mengindikasikan adanya pengaruh kekalahan tim nasional terhadap indeks harga saham di negara tersebut.

Mereka menemukan bahwa pada sehari setelah tim sebuah negara terdepak dari Piala Dunia, indeks harga saham negara tersebut mengalami penurunan kinerja sebesar ratarata 0,5% jika dibandingkan kondisi normal. Misalnya, jika seharusnya indeks turun 2%, akibat kekalahan tersebut indeks jadi melorot 2,5%. Hasil pertandingan sepak bola di turnamen memengaruhi mood (perasaan hati) para trader saham.

Mereka cenderung menjadi pesimistis dan cenderung lebih suka menjual daripada membeli saham. Dorongan jual membuat harga saham turun. Terbukti bahwa faktor psikologi sangat menentukan pergerakan harga saham. Bicara sepak bola pasti kita bicara soal tebak menebak hasil pertandingan. Siapa yang menang? Siapa juaranya? Menebak siapa yang menang di Piala Eropa bisa dianalogikan dengan membeli saham.

Pada awal Piala Eropa 2016 kita bertanya, pegang siapa yang juara? Kita dihadapkan dengan pilihan tim dari 24 negara. Bagi yang tidak mengenal dunia sepak bola, tidak mudah untuk memilih dengan baik. Demikian pula dalam berinvestasi saham, langkah pertama sebelum membeli saham adalah mengenali semua saham yang bisa dipilih. Bagi investor, ”know what you buy ” dan ”buy what you know ” adalah mutlak harus dilakukan.

Sama seperti memilih tim yang akan juara Piala Eropa 2016, secara rasional, kita akan memilih tim yang terkenal jagoan dan sering juara. Mereka yang tahu bola pasti akan memilih Spanyol, Jerman, Italia, Inggris, Prancis atau Portugal sebagai calon juara. Bukan berarti Albania, Swiss, atau Wales tidak mungkin juara.

Probabilitas tim kuat menjadi juara pasti lebih besar dari tim kurang terkenal. Kita juga bisa menganalogikan tim-tim peserta Piala Eropa 2016 dengan tipe saham. Tim Jerman, misalnya, adalah tim yang paling hot, permainan kaku disiplin seperti mesin disel, tapi hasilnya maksimal. Mereka adalah juara Dunia 2014.

Adapun, Prancis adalah tim kuat dan main di kandang sendiri. Spanyol adalah juara bertahan dengan permainan yang masih rancak dan solid. Mereka bertiga ibarat saham blue chips, korporasi besar yang memimpin pasar dengan brand kuat seperti Bank BCA, Bank BRI, HM Sampoerna. Di atas kertas, ini merupakan pilihan aman bagi investor. Siapa tidak kenal tim Italia terkenal dengan ”catenaccio” alias ilmu grendel?

Walau permainannya cenderung membosankan karena lebih mementingkan pertahanan, Italia sering jadi juara. Tampaknya Italia sadar betul resep rahasia para tim juara, yakni ”offense wins games, defense wins championships”. Saham yang mirip Italia adalah saham yang tidak banyak terpengaruh perubahan kondisi politik dan ekonomi.

Misalnya, saham Unilever (UNVR) karena produk kebutuhan seharihari selalu dibutuhkan orang. Tim Portugal adalah raising star. Permainan yang atraktif dan dimotori superstar Cristiano Ronaldo. Ini ibarat ”growth stock ”. SahamAnekaKimiaRaya (AKRA) yang cantik bisa masuk di sini. Tim Inggris dipenuhi pemain- pemain bertalenta tinggi, tetapi entah kenapa hasilnya selalu kurang bagus.

Tim negara kelahiran sepakbola ini belum pernah jadi juara Eropa. Saham Inggris adalah saham yang sering mengecewakan investor. Harapan besar, hasil kurang. Tim kecil seperti Albania, Wales, dan Islandia bisa dianalogikan sebagai saham lapis dua atau tiga. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa juara.

Tahun 2004 Yunani secara mengejutkan jadi juara. Jadi, pilih tim mana untuk jadi juara Eropa 2016? Kita bisa memegang beberapa tim sekaligus. Mari kita bentuk portofolio yang terdiri dari sekitar 10 saham terbaik dari beberapa ”negara” atau saham. Maka, probabilitas kita menebak benar menjadi lebih besar.

LUKAS SETIA ATMAJA
Financial Expert - Prasetiya Mulya Business School
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2437 seconds (0.1#10.140)