Jelang Idul Fitri, Pembelian Emas Lesu
A
A
A
YOGYAKARTA - Memasuki pekan kedua bulan Ramadhan ini, transaksi penjualan emas belum menunjukkan peningkatan. Di sejumlah toko emas, penjualan mereka cenderung sepi. Transaksi di toko emas justru lebih banyak membeli karena banyak masyarakat Yogyakarta lebih memilih menjual logam mulia mereka, baik berupa emas batangan atau perhiasan.
Hal tersebut imbas dari kenaikan harga emas yang terjadi beberapa pekan terakhir. Saat ini ini harga emas setiap hari mengalami kenaikan. Emas batangan 24 karat saat ini harga jualnya mencapai Rp541.000 per gramnya.
Padahal, awal pekan lalu yaitu tanggal 6 Juni 2016, harganya baru Rp533.000/gram. Harga jual emas perhiasan untuk kadar emas 85% per Senin (13/6) adalah Rp420.000/gram.
Akibat kondisi ini, penjualan digerai-gerai emas mengalami penurunan. Karyawan Toko Emas Salaman Putra Ketandan Yogya, Istu Hartini mengatakan, saat ini animo masyarakat untuk membeli emas justru menurun. Selain karena harga tinggi, penurunan ini juga karena momen Ramadhan kali ini berbeda dengan bulan puasa sebelumnya.
Ramadhan dan hari raya Idul Fitri kali ini bersamaan dengan datangnya tahun ajaran baru. Sehingga kebutuhan uang masyarakat untuk memenuhi keperluan tersebut menjadi meningkat. "Saatnya juga pas, karena harga tinggi maka masyarakat banyak yang menjual emasnya," tuturnya, Senin (13/6/2016).
Istu mengatakan, peningkatan mulai terjadi sejak memasuki bulan puasa. Biasanya, dari 10 orang yang datang ke tokonya untuk bertransaksi membeli emas, kini sudah beralih menjual emas mereka. Selain menjual emas batangan, customer juga menjual emas dalam bentuk perhiasan. Dalam sekali transaksi, customer menjual emas minimal 20 gram.
Ia tidak bisa memperkirakan sampai kapan tren tersebut akan berhenti. Karena harga emas terus meningkat maka mengakibatkan masyarakat mengurungkan niatnya membeli emas. Kemungkinan besar transaksi akan normal kembali ketika usai tahun ajaran baru.
Biasanya masyarakat kembali melakukan investasi sebagai bentuk jaga-jaga, salah satunya dalam bentuk emas. "Nanti kalau musim sekolah sudah selesai kemungkinan penjualan emas normal kembali," paparnya.
Manajemen Representatif Butik Emas Logam Mulia PT Antam (Persero) Tbk Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Joko Kurniawan mengatakan, transaksi emas saat ini memang masih lesu lebih banyak didominasi pembelian oleh toko dibanding penjualan.
Jika dibandingkan antara customer yang menjual dan membeli emas kini separuhnya lebih. Kondisi ini tidak lepas dari meningkatnya harga emas belakangan ini. "Sepekan terakhir kenaikannya sampai tiga persen," ujarnya.
Joko mengatakan, jika dilihat dari jumlah transaksi, maka pada bulan Ramadhan ini mengalami peningkatan sekitar 20 % dibanding hari biasa. Pada hari biasa, customer yang bertransaksi hanya sekitar delapan orang, sementara pada Ramadhan ini bisa lebih dari 10 orang namun masih didominasi masyarakat yang menjual emasnya.
Meski penjualan menurun, tetapi minimal penjualan kepada setiap pelanggan mengalami peningkatan. "Biasanya satu gram, ini meningkat jadi lima gram sampai 10 gram," paparnya.
Hal tersebut imbas dari kenaikan harga emas yang terjadi beberapa pekan terakhir. Saat ini ini harga emas setiap hari mengalami kenaikan. Emas batangan 24 karat saat ini harga jualnya mencapai Rp541.000 per gramnya.
Padahal, awal pekan lalu yaitu tanggal 6 Juni 2016, harganya baru Rp533.000/gram. Harga jual emas perhiasan untuk kadar emas 85% per Senin (13/6) adalah Rp420.000/gram.
Akibat kondisi ini, penjualan digerai-gerai emas mengalami penurunan. Karyawan Toko Emas Salaman Putra Ketandan Yogya, Istu Hartini mengatakan, saat ini animo masyarakat untuk membeli emas justru menurun. Selain karena harga tinggi, penurunan ini juga karena momen Ramadhan kali ini berbeda dengan bulan puasa sebelumnya.
Ramadhan dan hari raya Idul Fitri kali ini bersamaan dengan datangnya tahun ajaran baru. Sehingga kebutuhan uang masyarakat untuk memenuhi keperluan tersebut menjadi meningkat. "Saatnya juga pas, karena harga tinggi maka masyarakat banyak yang menjual emasnya," tuturnya, Senin (13/6/2016).
Istu mengatakan, peningkatan mulai terjadi sejak memasuki bulan puasa. Biasanya, dari 10 orang yang datang ke tokonya untuk bertransaksi membeli emas, kini sudah beralih menjual emas mereka. Selain menjual emas batangan, customer juga menjual emas dalam bentuk perhiasan. Dalam sekali transaksi, customer menjual emas minimal 20 gram.
Ia tidak bisa memperkirakan sampai kapan tren tersebut akan berhenti. Karena harga emas terus meningkat maka mengakibatkan masyarakat mengurungkan niatnya membeli emas. Kemungkinan besar transaksi akan normal kembali ketika usai tahun ajaran baru.
Biasanya masyarakat kembali melakukan investasi sebagai bentuk jaga-jaga, salah satunya dalam bentuk emas. "Nanti kalau musim sekolah sudah selesai kemungkinan penjualan emas normal kembali," paparnya.
Manajemen Representatif Butik Emas Logam Mulia PT Antam (Persero) Tbk Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Joko Kurniawan mengatakan, transaksi emas saat ini memang masih lesu lebih banyak didominasi pembelian oleh toko dibanding penjualan.
Jika dibandingkan antara customer yang menjual dan membeli emas kini separuhnya lebih. Kondisi ini tidak lepas dari meningkatnya harga emas belakangan ini. "Sepekan terakhir kenaikannya sampai tiga persen," ujarnya.
Joko mengatakan, jika dilihat dari jumlah transaksi, maka pada bulan Ramadhan ini mengalami peningkatan sekitar 20 % dibanding hari biasa. Pada hari biasa, customer yang bertransaksi hanya sekitar delapan orang, sementara pada Ramadhan ini bisa lebih dari 10 orang namun masih didominasi masyarakat yang menjual emasnya.
Meski penjualan menurun, tetapi minimal penjualan kepada setiap pelanggan mengalami peningkatan. "Biasanya satu gram, ini meningkat jadi lima gram sampai 10 gram," paparnya.
(ven)