Kebiasaan Masyarakat Bisa Jadi Kunci Sukses Lakupandai
A
A
A
JAKARTA - Program layanan keuangan perbankan tanpa kantor atau akrab disebut Lakupandai mulai banyak diminati masyarakat di daerah urban. Salah satu bank yang gencar mengkampanyekan Lakupandai adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN).
Sebagai bagian dari bentuk ekonomi inklusif, BTPN mengemukakan kunci utama dari program Lakupandai dengan merangkul masyarakat soal jasa keuangan dengan memasukan mereka ke formal ekonomi. Sehingga memperluas basis nasabah.
“Kunci utama Lakupandai, masukkan mereka ke formal ekonomi. Tadinya customer base segini jadi lebar setelah mereka masuk,” ujar Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BTPN, Anika Faisal sembari menerangkan dengan jemarinya, di Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Dengan memasukan masyarakat ke formal ekonomi, maka perbankan bisa memiliki data kebiasaan masyarakat dalam menggunakan produk keuangan. Alhasil dapat menjadi peluang untuk penetrasi pasar sekaligus menjaring nasabah baru.
“Kalau punya data mereka, kebiasaan mereka ini bisa jadi potensi. Lihat punya peluang keuangan. Namun, ini bukan quick win begitu saja hari ini buat, besok jadi,” terangnya.
Menurut dia, kunci utama BTPN mengembangkan Lakupandai memerlukan proses, termasuk perbankan nasional lainnya. Pemerintah lantas diharapkan dapat membantu membangun infrastruktur lebih baik agar kegiatan ini bisa berkembang.
“Butuh waktu dan melihat manfaat ke Indonesia. Membangun Indonesia dan masyarakat, pemerintah bikin infrastruktur bagus agar Lakupandai berkembang baik, menjangkau lebih jauh dan teknologi terbarukan untuk Lakupandai,” pungkasnya.
Sebagai bagian dari bentuk ekonomi inklusif, BTPN mengemukakan kunci utama dari program Lakupandai dengan merangkul masyarakat soal jasa keuangan dengan memasukan mereka ke formal ekonomi. Sehingga memperluas basis nasabah.
“Kunci utama Lakupandai, masukkan mereka ke formal ekonomi. Tadinya customer base segini jadi lebar setelah mereka masuk,” ujar Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BTPN, Anika Faisal sembari menerangkan dengan jemarinya, di Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Dengan memasukan masyarakat ke formal ekonomi, maka perbankan bisa memiliki data kebiasaan masyarakat dalam menggunakan produk keuangan. Alhasil dapat menjadi peluang untuk penetrasi pasar sekaligus menjaring nasabah baru.
“Kalau punya data mereka, kebiasaan mereka ini bisa jadi potensi. Lihat punya peluang keuangan. Namun, ini bukan quick win begitu saja hari ini buat, besok jadi,” terangnya.
Menurut dia, kunci utama BTPN mengembangkan Lakupandai memerlukan proses, termasuk perbankan nasional lainnya. Pemerintah lantas diharapkan dapat membantu membangun infrastruktur lebih baik agar kegiatan ini bisa berkembang.
“Butuh waktu dan melihat manfaat ke Indonesia. Membangun Indonesia dan masyarakat, pemerintah bikin infrastruktur bagus agar Lakupandai berkembang baik, menjangkau lebih jauh dan teknologi terbarukan untuk Lakupandai,” pungkasnya.
(ven)