Mandiri Berharap Hasil RDG Bisa Mendorong Perekonomian RI
A
A
A
JAKARTA - Menjelang putusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) berharap besar terhadap bank sentral supaya mengeluarkan stimulus kebijakan untuk mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih maju secara berkesinambungan.
Hal ini diharapkan perbankan pelat merah tersebut karena ketika ada perlambatan ekonomi, sektor kredit mereka juga mengalami perlambatan.
Director Risk and Compliance Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin‎ menyampaikan bahwa sejak ekonomi dunia lesu dan imbasnya ke melambatnya ekonomi Indonesia, pertumbuhan kredit mereka lesu meski non performing loan (NPL) nya meningkat.
"BI mesti membuat dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan yang mengena. Karena ini untuk mendorong pertumbuhan di sektor properti, KPR, sepeda motor, dan sektor yang bisa mendongkrak multiplier effect yang tinggi," kata dia di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Pada Maret 2016 lalu, NPL Mandiri secara gross mencapai 3,18%. Angka ini meningkat dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 2,27%. Sementara untuk NPL sebesar 2,89%, naik dari 1,81%.
"Jadi NPL ini sangat tergantung dari pertumbuhan ekonomi," kata dia. (Baca: Gubernur BI Beberkan Efek Positif 12 Paket Ekonomi)
Ahmad mengatakan, saat ini tentunya pertumbuhan ekonomi Indonesia tergantung pada belanja pemerintah dan penerimaan negara. Maka pihaknya sangat berharap pelonggaran aturan Loan To Value dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kami berharap ada improvement dan ini semua tergantung goverment expenditure, mudah-mudahan bisa mendorong GDP dan ada kelonggaran LTV," tutupnya.
Hal ini diharapkan perbankan pelat merah tersebut karena ketika ada perlambatan ekonomi, sektor kredit mereka juga mengalami perlambatan.
Director Risk and Compliance Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin‎ menyampaikan bahwa sejak ekonomi dunia lesu dan imbasnya ke melambatnya ekonomi Indonesia, pertumbuhan kredit mereka lesu meski non performing loan (NPL) nya meningkat.
"BI mesti membuat dan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan yang mengena. Karena ini untuk mendorong pertumbuhan di sektor properti, KPR, sepeda motor, dan sektor yang bisa mendongkrak multiplier effect yang tinggi," kata dia di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Pada Maret 2016 lalu, NPL Mandiri secara gross mencapai 3,18%. Angka ini meningkat dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 2,27%. Sementara untuk NPL sebesar 2,89%, naik dari 1,81%.
"Jadi NPL ini sangat tergantung dari pertumbuhan ekonomi," kata dia. (Baca: Gubernur BI Beberkan Efek Positif 12 Paket Ekonomi)
Ahmad mengatakan, saat ini tentunya pertumbuhan ekonomi Indonesia tergantung pada belanja pemerintah dan penerimaan negara. Maka pihaknya sangat berharap pelonggaran aturan Loan To Value dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kami berharap ada improvement dan ini semua tergantung goverment expenditure, mudah-mudahan bisa mendorong GDP dan ada kelonggaran LTV," tutupnya.
(ven)