IHSG Diprediksi Bergerak Mixed Ikuti Sentimen Isu Brexit
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan hari ini diperkirakan bergerak bervariasi mengikuti sentimen isu Brexit, serta reli harga komoditas energi dan tambang. Tidak ketinggalan tren penguatan rupiah atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam jangka pendek, juga akan menjadi sentimen pergerakan bursa saham Tanah Air.
Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatannya menguji kembali resisten di 4.910, sedangkan support saat ini bergeser ke level 4.810. "Pasar memanfaatkan momentum rebound pasar saham kawasan Asia dan harga sejumlah komoditas tambang serta penguatan rupiah atas dolar AS untuk melakukan pembelian selektif," jelasnya di Jakarta, Selasa (21/6/2016).
(Baca Juga: IHSG Diperkirakan Bergerak di Level 4.886, Cermati Saham Ini)
Sementara, seiring rendahnya resiko pasar saham global dan kawasan ditambah penguatan kembali sejumlah harga komoditas energi dan tambang telah berhasil mendorong penguatan IHSG hingga 28,388 poin atau 0,59% ke level 4.863,53 pada perdagangan kemarin. Ini merupakan posisi penutupan tertinggi IHSG sejak perdagangan 10 Juni 2016 lalu.
Saham tambang, aneka industri, dan manufaktur menjadi motor penguatan indeks. Dari sentimen domestik, pasar menaruh optimisme parlemen akan menyetujui revisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 dan RUU Tax Amnesty. Dari eksternal, peluang terjadinya Inggris keluar dari blok masyarakat Eropa (Brexit) kemungkinannya semakin menurun merujuk pooling yang terakhir.
"The MSCI Emerging Market Index kemarin naik 1,5%, melanjutkan penguatan akhir pekan lalu sebesar 0,8%. Harga minyak mentah kemarin sore kembali rally hingga hampir 2% di USD48,9 per barel," pungkasnya.
Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatannya menguji kembali resisten di 4.910, sedangkan support saat ini bergeser ke level 4.810. "Pasar memanfaatkan momentum rebound pasar saham kawasan Asia dan harga sejumlah komoditas tambang serta penguatan rupiah atas dolar AS untuk melakukan pembelian selektif," jelasnya di Jakarta, Selasa (21/6/2016).
(Baca Juga: IHSG Diperkirakan Bergerak di Level 4.886, Cermati Saham Ini)
Sementara, seiring rendahnya resiko pasar saham global dan kawasan ditambah penguatan kembali sejumlah harga komoditas energi dan tambang telah berhasil mendorong penguatan IHSG hingga 28,388 poin atau 0,59% ke level 4.863,53 pada perdagangan kemarin. Ini merupakan posisi penutupan tertinggi IHSG sejak perdagangan 10 Juni 2016 lalu.
Saham tambang, aneka industri, dan manufaktur menjadi motor penguatan indeks. Dari sentimen domestik, pasar menaruh optimisme parlemen akan menyetujui revisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 dan RUU Tax Amnesty. Dari eksternal, peluang terjadinya Inggris keluar dari blok masyarakat Eropa (Brexit) kemungkinannya semakin menurun merujuk pooling yang terakhir.
"The MSCI Emerging Market Index kemarin naik 1,5%, melanjutkan penguatan akhir pekan lalu sebesar 0,8%. Harga minyak mentah kemarin sore kembali rally hingga hampir 2% di USD48,9 per barel," pungkasnya.
(akr)