Indonesia Harus Waspadai Second Round Effect dari Brexit

Sabtu, 25 Juni 2016 - 22:19 WIB
Indonesia Harus Waspadai...
Indonesia Harus Waspadai Second Round Effect dari Brexit
A A A
JAKARTA - Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menerangkan, meski efek keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) hanya besifat sementara untuk Indonesia (short term effect), namun baik Indonesia maupun negara emerging market lainnya harus mewaspadai second round effect dari Brexit ke depannya.

Menurutnya, pasca Brexit mata uang negara dunia banyak yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Hal ini karena mereka yang menaruh dana dalam bentuk poundsterling, banyak yang menukarkan dengan USD untuk mengantisipasi.

"Karena dolar kan save haven ya. Jadi banyak orang memburu dolar kemarin. Saya pikir ini short term saja, tapi selama tidak ada efek putaran kedua dari Brexit ini, buat Indonesia atau negara emerging market dalam waktu jangka menengah akan baik prospeknya," kata David kepada Sindonews, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).

Tidak hanya itu, dengan gejolak ini, The Fed tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga bank sentralnya yang diketahui akan dinaikkan sekitar bulan depan. "Dan ini secara tidak langsung akan menjadikan emerging market menjadi sasaran investasi portofolio masih cukup kencang masuk ke emerging market termasuk Indonesia," jelasnya.

Namun, jika pada kenyataannya nanti terjadi efek putaran kedua dari Brexit, maka bisa dipastikan semua negara baik yang emerging market maupun negara maju, banyak yang melakukan likuiditas besar-besaran dan ini ditakutkan akan berpengaruh negatif ke Indonesia.

"Ini pernah terjadi di 2008, waktu itu kita sempat krisis kan meski enggak sebesar 1998. Nah, kita takutnya masalah likuidtas ini kebawa ke Indonesia, itu yang ditakutkan. Tapi pemerintah kita sudah terlatih menghadapi ini sejak beberapa waktu lalu, jadi kita juga ada antisipasi. Impact clear sambil menunggu efek kedua yang tidak kita harapkan ini, saya rasa baru akan terasa beberapa bulan ke depan," pungkas Josua.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2826 seconds (0.1#10.140)