Harga Minyak Dunia Melonjak Jelang Libur Kemerdekaan AS

Sabtu, 02 Juli 2016 - 11:19 WIB
Harga Minyak Dunia Melonjak...
Harga Minyak Dunia Melonjak Jelang Libur Kemerdekaan AS
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia melonjak dan minyak mentah brent mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Mei. Kenaikan ini dikarenakan investor melihat kondisi awal perdagangan kuartal ketiga dan melemahnya dolar Amerika Serikat (USD) mendorong sebagian besar harga komoditas.

Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/7/2016), harga minyak brent naik 64 sen atau 1,3% ke level USD50,35 per barel. Sementara, harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 66 sen atau 1,4% ke level USD48,99.

Pasar telah menepis atas laporan industri yang menunjukkan kenaikan mingguan keempat dalam beroperasinya jumlah rig minyak AS. Menurut perusahaan jasa minyak Baker Hughes, produsen menambahkan 11 rig minyak pekan ini, kenaikan terbesar sejak Desember, menandakan tahun kemenangan mendekati pengeboran mungkin telah berakhir.

"Rig yang lebih tinggi menunjukkan produksi yang lebih tinggi, tapi kami masih turun lebih dari 300 rig dari tahun lalu, sehingga tidak ada yang benar-benar terlalu khawatir tentang hal itu untuk saat ini," kata Phil Flynn, analis di broker Harga Futures Group di Chicago.

Investor juga membeli minyak setelah cashing di sesi sebelumnya pada kenaikan kuartalan terbesar dalam tujuh tahun. Harga minyak mentah naik sekitar 25% pada kuartal kedua.

Kenaikan harga minyak ini dikarenakan indeks USD turun 0,5% dan membuat komoditas dalam mata uang greenback lebih terjangkau bagi pemegang euro dan mata uang lainnya.

Kenaikan brent sebesar 4% sejak Jumat lalu adalah yang terbesar dalam tujuh pekan dan kembalinya membeli dana karena gejolak yang dipicu keluarnya Inggris dari Uni Eropa. WTI naik hampir 3% pada pekan ini.

Volume minyak WTI untuk bulan depan sekitar tiga-perempat dari tingkat Kamis. Pasar keuangan dan komoditas AS akan ditutup pada Senin untuk liburan Hari Kemerdekaan.

"Ada beberapa posisi pasar pra-liburan untuk semester kedua. Orang-orang juga pindah dari brexit, menerima mereka harus berurusan dengan 'perceraian terorganisir' dengan Inggris," kata David Thompson, wakil presiden eksekutif di Powerhouse.

Meski demikian, beberapa pesimistis dari kenaikan harga yang signifikan di babak kedua. Barclays Bank misalnya, memangkas proyeksi harga sekitar USD3 per barel untuk kedua benchmark minyak, peramalan brent berada di angka USD44 dan WTI pada level USD43 untuk sisa 2016.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8211 seconds (0.1#10.140)