Semen Padang Incar Laba Bersih Rp700 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Semen Padang pada tahun ini menargetkan laba bersih hampir sama dengan tahun lalu, yakni di atas Rp700 miliar. Hingga Juni 2016, pencapaian laba bersih Semen Padang masih 'on the track' sekitar 50% dari target tersebut.
Direktur Keuangan Semen Padang Tri Hartono Rianto mengatakan, hingga Juni 2016, volume produksi Semen Padang mencapai 120% dibanding periode sama tahun lalu. "Volume penjualan terealisasi 99% dibandingkan tahun lalu," kata Tri dalam rilisnya di Jakarta, Sabtu (2/7/2016).
Untuk melayani pelanggan di beberapa wilayah pasar, Semen Padang didukung oleh infrastruktur penunjang berupa gudang penyangga yang tersebar di Sumatera dan Jawa, 10 Packing Plants. Saat ini, perseroan memiliki jaringan distribusi yang menyebar di Sumatera, Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Tri mengungkapkan, wilayah pasar Semen Padang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Daratan Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
"Saat ini, kami tengah membangun proyek Indarung VI dengan kapasitas tiga juta ton per tahun. Groundbreaking proyek tersebut dilaksanakan pada 26 Mei 2014 yang dihadiri Mentri BUMN Periode 2011-2014, Dahlan Iskan," terangnya.
Sementara, hingga Juni 2016, realisasi konstruksi proyek Indarung VI 82,73% dengan rencana comissioning kuartal IV/2016. Proyek senilai Rp4,032 triliun tersebut, sekitar 91% telah terkontrak dan 65% telah terbayarkan.
Direktur Komersial Semen Padang Pudjo Suseno menambahkan, saat ini persaingan di industri semen sangat tajam. Pada tahun ini, di Indonesia terjadi kelebihan pasokan lebih dari 20 juta ton. "Menghadapi persaingan itu, kami berusaha melakukan efisiensi, sehingga kinerja tetap baik," ujarnya.
Sampai Mei 2016, demand semen secara nasional naik 3,3%, dan Sumatera naik 6%. Kenaikan demand di Sumatera dipicu meningkatnya pembangunan infrastruktur di Sumatera, dengan pembangunan jalan tol Trans Sumatera.
Terkait hal tersebut, Semen Padang telah melakukan kerja sama dengan BUMN-BUMN karya terkait pembangunan infrastruktur tersebut. "Alhamdulillah, meski persaingan tajam sampai Mei 2016 kita masih mengalami kenaikan market share 0,23% di atas tahun lalu," imbuhnya.
Dengan tajamnya persaingan, Semen Padang kini mulai fokus melayani pasar Sumatera. Sementara untuk sebagian pasar Jawa dilayani Semen Gresik. Semen Padang saat ini juga meningkatkan pasar ekspor. Rata-rata dalam satu bulan volume ekspor Semen Padang 40 ribu sampai 50 ribu ton.
Negara-negara yang jadi tujuan ekspor Semen Padang saat ini meliputi Sri Lanka, Bangladesh, dan Afrika. Ke depan, pihaknya berharap pada semester II demand semen meningkat tajam.
Untuk itu, kerja sama di daerah terus ditingkatkan, termasuk dengan Pemda-Pemda. "Saat ini kita sudah melakukan kontrak dengan BUMN-BUMN karya, dan sebagian sudah mulai dipasok ke proyek-proyek seperti di Sumatera Utara, Lampung, dan Sumatera Selatan. Kemaren kita juga melakukan trial mix (uji produk) untuk sejumlah proyek," pungkas dia.
Direktur Keuangan Semen Padang Tri Hartono Rianto mengatakan, hingga Juni 2016, volume produksi Semen Padang mencapai 120% dibanding periode sama tahun lalu. "Volume penjualan terealisasi 99% dibandingkan tahun lalu," kata Tri dalam rilisnya di Jakarta, Sabtu (2/7/2016).
Untuk melayani pelanggan di beberapa wilayah pasar, Semen Padang didukung oleh infrastruktur penunjang berupa gudang penyangga yang tersebar di Sumatera dan Jawa, 10 Packing Plants. Saat ini, perseroan memiliki jaringan distribusi yang menyebar di Sumatera, Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Tri mengungkapkan, wilayah pasar Semen Padang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Daratan Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
"Saat ini, kami tengah membangun proyek Indarung VI dengan kapasitas tiga juta ton per tahun. Groundbreaking proyek tersebut dilaksanakan pada 26 Mei 2014 yang dihadiri Mentri BUMN Periode 2011-2014, Dahlan Iskan," terangnya.
Sementara, hingga Juni 2016, realisasi konstruksi proyek Indarung VI 82,73% dengan rencana comissioning kuartal IV/2016. Proyek senilai Rp4,032 triliun tersebut, sekitar 91% telah terkontrak dan 65% telah terbayarkan.
Direktur Komersial Semen Padang Pudjo Suseno menambahkan, saat ini persaingan di industri semen sangat tajam. Pada tahun ini, di Indonesia terjadi kelebihan pasokan lebih dari 20 juta ton. "Menghadapi persaingan itu, kami berusaha melakukan efisiensi, sehingga kinerja tetap baik," ujarnya.
Sampai Mei 2016, demand semen secara nasional naik 3,3%, dan Sumatera naik 6%. Kenaikan demand di Sumatera dipicu meningkatnya pembangunan infrastruktur di Sumatera, dengan pembangunan jalan tol Trans Sumatera.
Terkait hal tersebut, Semen Padang telah melakukan kerja sama dengan BUMN-BUMN karya terkait pembangunan infrastruktur tersebut. "Alhamdulillah, meski persaingan tajam sampai Mei 2016 kita masih mengalami kenaikan market share 0,23% di atas tahun lalu," imbuhnya.
Dengan tajamnya persaingan, Semen Padang kini mulai fokus melayani pasar Sumatera. Sementara untuk sebagian pasar Jawa dilayani Semen Gresik. Semen Padang saat ini juga meningkatkan pasar ekspor. Rata-rata dalam satu bulan volume ekspor Semen Padang 40 ribu sampai 50 ribu ton.
Negara-negara yang jadi tujuan ekspor Semen Padang saat ini meliputi Sri Lanka, Bangladesh, dan Afrika. Ke depan, pihaknya berharap pada semester II demand semen meningkat tajam.
Untuk itu, kerja sama di daerah terus ditingkatkan, termasuk dengan Pemda-Pemda. "Saat ini kita sudah melakukan kontrak dengan BUMN-BUMN karya, dan sebagian sudah mulai dipasok ke proyek-proyek seperti di Sumatera Utara, Lampung, dan Sumatera Selatan. Kemaren kita juga melakukan trial mix (uji produk) untuk sejumlah proyek," pungkas dia.
(izz)