Kurs Rupiah Tahun Depan Diprediksi Rp13.300-Rp13.600/USD
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, kurs rupiah di tahun 2017 akan membaik dibandingkan dengan tahun ini. Kurs rupiah di tahun depan, diprediksi BI berada di level Rp13.300-13.600/USD dari yang sebelumnya di tahun ini Rp13.600-13.900/USD.
Seperti diketahui, kurs rupiah sampai pertengahan 2016 pergerakannya 5,27% secara year to date, mencapai level Rp13.095 pada 13 juli 2016. Kurs ini didukung oleh persepsi positif investor terhadap ekonomi domestik, perbaikan tercermin dari ekonomi makro yang terjaga dan current account defisit yang sehat sehingga menjaga keyakinan ekonomi RI.
Meski demikian, Agus mengatakan, kestabilan tersebut harus tetap diwaspadai terhadap beberapa sentimen domestik dan global yang diperkirakan bisa mempengaruhi. (Baca: Menkeu Pastikan Pertumbuhan Ekonomi 2017 Mencapai 5,9%)
"Kurs rupiah tetap stabil meski ada risiko yang harus diwaspadai, sentimen rencana Fed Fund Rate naik dan perkembangan ekonomi China dapat mempengaruhi stabilitas pasar keuangan global yang berdampak terhadap volatilitas kurs rupiah," kata Agus di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Meski demikian, Agus yakin implementasi UU Pengampunan Pajak atau tax amnesty akan mendorong masuknya peningkatan suplai valas ke dalam negeri dan memberikan dampak positif pergerakan kurs rupiah.
"Ini akan menopang prospek ekonomi Indonesia seiring percepatan reformasi struktural dan berlanjutnya arus modal asing untuk investasi. Untuk itu, BI akan terus menjaga kurs sesuai fundamentalnya," pungkas Agus.
Seperti diketahui, kurs rupiah sampai pertengahan 2016 pergerakannya 5,27% secara year to date, mencapai level Rp13.095 pada 13 juli 2016. Kurs ini didukung oleh persepsi positif investor terhadap ekonomi domestik, perbaikan tercermin dari ekonomi makro yang terjaga dan current account defisit yang sehat sehingga menjaga keyakinan ekonomi RI.
Meski demikian, Agus mengatakan, kestabilan tersebut harus tetap diwaspadai terhadap beberapa sentimen domestik dan global yang diperkirakan bisa mempengaruhi. (Baca: Menkeu Pastikan Pertumbuhan Ekonomi 2017 Mencapai 5,9%)
"Kurs rupiah tetap stabil meski ada risiko yang harus diwaspadai, sentimen rencana Fed Fund Rate naik dan perkembangan ekonomi China dapat mempengaruhi stabilitas pasar keuangan global yang berdampak terhadap volatilitas kurs rupiah," kata Agus di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Meski demikian, Agus yakin implementasi UU Pengampunan Pajak atau tax amnesty akan mendorong masuknya peningkatan suplai valas ke dalam negeri dan memberikan dampak positif pergerakan kurs rupiah.
"Ini akan menopang prospek ekonomi Indonesia seiring percepatan reformasi struktural dan berlanjutnya arus modal asing untuk investasi. Untuk itu, BI akan terus menjaga kurs sesuai fundamentalnya," pungkas Agus.
(ven)