BPS Catat Neraca Perdagangan RI Juni Surplus USD900 Juta
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni surplus USD900,2 juta dengan nilai ekspor mencapai USD12,92 miliar atau naik 12,18% dibanding Mei 2016 (mtom) dan impor sebesar USD12,02 miliar.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, angka ekspor dan impor ini merupakan yang tertinggi dalam tahun ini. Untuk Neraca perdagangan Januari-Juni 2016 secara kumulatif yakni surplus USD3,59 miliar dengan total ekspor USD69,51 miliar dan impor USD65,92 miliar.
"Ekspor dan impor kita tahun ini di bulan Juni 2016 merupakan yang tertinggi. Tapi harus hati-hati juga jangan sampai impornya terlalu tinggi," kata Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Terjadi kenaikan baik untuk eskpor migas sebesar 23,92% atau dari USD0,96 miliar menjadi USD1,19 miliar dan nonmigas naik dari USD10,56 miliar menjadi USD11,73 miliar atau naik 11,12%.
"Namun, jika dibandingkan dengan Juni tahun lalu, turun 4,42%. Tahun lalu di bulan yang sama angka ekspornya USD13,51 miliar," kata dia.
Untuk total ekspor bulan Januari-Juni 2016 sebesar USD69,51 miliar atau turun 11,37% (YoY). Ekspor nonmigas USD63,01 miliar atau turun 7,92% (YoY). Sedangkan untuk share terbesar dari Januari-Juni yakni lemak dan minyak hewan nabati sebesar USD7,92 miliar dan bahan bakar mineral USD6,47 miliar.
Pangsa ekspor terbesar Indonesia sama seperti bulan-bulan sebelumnya, yakni ke Amerika Serikat sebesar USD7,88 miliar atau 12,5%, Jepang USD6,42 miliar atau 10,19% dan China sebesar USD6,08 miliar atau 9,65%.
"Sedangkan untuk eskpor nonmigas ke ASEAN yakni USD13,72 miliar atau 21,78% dan ke Uni Eropa sebesar USD7,03 miliar atau 11,16%," kata dia.
Untuk impor Indonesia Juni 2016 yang sebesar USD12,02 miliar, naik 7,86% dibanding Mei 2016. Angka ini Naik juga untuk kedua kelompok barang migas, naik 1,02% dari USD1,67 miliar ke USD1,69 miliar dan nonmigas juga naik 9,07% dari USD9,47 miliar ke USD10,33 miliar. "Namun, jika dibanding tahun lalu masih turun 7,41% atau dari USD12,98 miliar," kata Suryamin.
Untuk total impor Januari-Juni 2016 sebesar USD65,82 miliar atau turun 10,86% (yoy), nonmigas USD57,30 miliar turun 5,83% (yoy). Share terbesar ada di mesin dan peralatan mekanik sebesar USD10,32 miliar dan mesin dan peralatan listrik mencapai USD7,36 miliar.
Pangsa impor nonmigas terbesar pertama yakni China USD14,96 miliar atau 26,10%, Jepang USD6,27miliar atau 10,93% dan Thailand USD4,51 miliar atau 7,88%. Sedangkan impor nonmigas dari ASEAN sebesar USD12,60 miliar atau 22,00% dan impor nonmihas dari Uni Eropa USD5,38 miliar atau 9,39%.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, angka ekspor dan impor ini merupakan yang tertinggi dalam tahun ini. Untuk Neraca perdagangan Januari-Juni 2016 secara kumulatif yakni surplus USD3,59 miliar dengan total ekspor USD69,51 miliar dan impor USD65,92 miliar.
"Ekspor dan impor kita tahun ini di bulan Juni 2016 merupakan yang tertinggi. Tapi harus hati-hati juga jangan sampai impornya terlalu tinggi," kata Suryamin di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Terjadi kenaikan baik untuk eskpor migas sebesar 23,92% atau dari USD0,96 miliar menjadi USD1,19 miliar dan nonmigas naik dari USD10,56 miliar menjadi USD11,73 miliar atau naik 11,12%.
"Namun, jika dibandingkan dengan Juni tahun lalu, turun 4,42%. Tahun lalu di bulan yang sama angka ekspornya USD13,51 miliar," kata dia.
Untuk total ekspor bulan Januari-Juni 2016 sebesar USD69,51 miliar atau turun 11,37% (YoY). Ekspor nonmigas USD63,01 miliar atau turun 7,92% (YoY). Sedangkan untuk share terbesar dari Januari-Juni yakni lemak dan minyak hewan nabati sebesar USD7,92 miliar dan bahan bakar mineral USD6,47 miliar.
Pangsa ekspor terbesar Indonesia sama seperti bulan-bulan sebelumnya, yakni ke Amerika Serikat sebesar USD7,88 miliar atau 12,5%, Jepang USD6,42 miliar atau 10,19% dan China sebesar USD6,08 miliar atau 9,65%.
"Sedangkan untuk eskpor nonmigas ke ASEAN yakni USD13,72 miliar atau 21,78% dan ke Uni Eropa sebesar USD7,03 miliar atau 11,16%," kata dia.
Untuk impor Indonesia Juni 2016 yang sebesar USD12,02 miliar, naik 7,86% dibanding Mei 2016. Angka ini Naik juga untuk kedua kelompok barang migas, naik 1,02% dari USD1,67 miliar ke USD1,69 miliar dan nonmigas juga naik 9,07% dari USD9,47 miliar ke USD10,33 miliar. "Namun, jika dibanding tahun lalu masih turun 7,41% atau dari USD12,98 miliar," kata Suryamin.
Untuk total impor Januari-Juni 2016 sebesar USD65,82 miliar atau turun 10,86% (yoy), nonmigas USD57,30 miliar turun 5,83% (yoy). Share terbesar ada di mesin dan peralatan mekanik sebesar USD10,32 miliar dan mesin dan peralatan listrik mencapai USD7,36 miliar.
Pangsa impor nonmigas terbesar pertama yakni China USD14,96 miliar atau 26,10%, Jepang USD6,27miliar atau 10,93% dan Thailand USD4,51 miliar atau 7,88%. Sedangkan impor nonmigas dari ASEAN sebesar USD12,60 miliar atau 22,00% dan impor nonmihas dari Uni Eropa USD5,38 miliar atau 9,39%.
(izz)