Anak Usaha Pertamina Ini Pionir Manfaatkan CO2

Senin, 18 Juli 2016 - 18:51 WIB
Anak Usaha Pertamina...
Anak Usaha Pertamina Ini Pionir Manfaatkan CO2
A A A
SUBANG - Anak usaha PT Pertamina, PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang merupakan pionir dalam memanfaatkan gas CO2. Belum ada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas lain di Indonesia yang menjual dan memanfaatkannya untuk masyarakat dan perusahaan.

Field Manager Subang Armand M Hukom mengatakan, permintaan terhadap CO2 hasil pemurnian yang dilakukan PT Pertamina EP Field Subang terus meningkat. Beberapa pihak tertarik untuk memakai produk tersebut.

"Permintaan terhadap CO2 hasil pemurnian di Field Subang tenis meningkat, beberapa pembeli baru sudah menunjukan minat mereka. Tetapi, kita belum bisa memenuhi, masih harus menunggu proses yang dilakukan oleh pusat dan SKK Migas," ujarnya di Subang, Jawa Barat, Senin (18/7/2016).

Di luar PT Samator dan PT Aneka Gas Industri, kata dia, beberapa perusahaan sudah menyatakan keinginannya untuk membeli CO2 dari Field Subang. Saat ini, tengah dilakukan proses administrasi dan legal yang dilakukan PT Pertamina (Persero).

Armand berharap dalam waktu dekat semua proses legalisasi dan administrasi tersebut bisa diselesaikan. Sehingga, nilai tambah dari kegiatan pengurangan emisi CO2 di Field Subang bisa terus bertambah.

(Baca: Pabrik Coca Cola Pakai CO2 Produksi Pertamina EP Subang)

Dia menjelaskan, pembangunan teknologi pemurnian CO2 (CO2 Removal) dilakukan karena produksi gas yang dihasilkan dari Field Subang mengandung 20% C02. Jika tetap diproduksi, tidak akan ada yang membeli.

"Karena sesuai regulasi, gas yang boleh diproduksi dan diniagakan yakni yang memiliki kandungan CO2 kurang dari 10%," katanya. (Baca: Harga Minyak Hantam Produksi Pertamina EP)

Padahal, kandungan CO2 di Field Subang khususnya dari lapangan Cilamaya sekitar 40%, kemudian untuk lapangan Subang sekitar 23%. Jumlah yang jauh melebihi batas ketentuan.

Armand bahkan berseloroh, kalau tidak ada teknologi pemurnian CO2, maka tidak akan ada Field Subang. "Setelah menggunakan CO2 removal, turun menjadi 5%," pungkas Armand.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5424 seconds (0.1#10.140)