Tax Amnesty Dorong Investasi Properti Pasca MEA
A
A
A
JAKARTA - Banyak pihak berharap kebijakan tax amnesty akan memberikan dampak yang luar biasa pada perkembangan ekonomi nasional. Meski tidak secara langsung memengaruhi bisnis properti, namun banyak pihak optimistis bahwa sektor properti menjadi incaran dari 60% dana repatriasi yang akan masuk Indonesia.
‘’Masuknya dana repatriasi ini akan memberikan dorongan psikologis yang kuat bagi para investor untuk melakukan investasi di property,’’ ujar Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda di Jakarta Senin (25/7/2016).
Mengapa properti menjadi prioritas utama? Sebab, dana masuk paling tidak harus mengendap selama tiga tahun dan sektor properti sebagai investasi jangka panjang akan menjadi sebuah pilihan utama dengan peningkatan nilai properti yang semakin bertumbuh. Sektor properti sebagai salah satu lokomotif perekonomian harus menjadi perhatian pemerintah.
Salah satu kota yang akan tumbuh yakni Batam yang bedekatan dengan Singapura. Pengembang Agung Podomoro Land (APL) misalnya, mengembangkan Ocean Park Batam yang diyakini akan menjadi pendorong bagi perekonomian di Batam dan sekitarnya. Batam tidak hanya menjadi gerbang utama Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tetapi juga sebagai pusat bisnis terdepan Indonesia.
‘’Selain mendapatkan investment gain, mereka juga dikenalkanakan konsep hunian hijau yang digarap secara serius. Perbaikan kualitas hidup bagi keluarga dengan tinggal di housing estate yang nyaman, menjadi salah satu faktor diburunya Orchard Park Batam oleh keluarga menengah di Batam,’’ ujar Assistant Vice President Strategic Marketing Residential PT Agung Podomoro Land Tbk., Agung Wirajaya.
Saat perekonomian Batam berada di awal pertumbuhannya, menurut dia, merupakan saat paling tepat memiliki SOHO, premium office space. “Investasi yang meningkat tajam dan kebanggaan memiliki kantor mewah di kawasan elit akan menjadi imbalan di puncak kejayaan Batam beberapa tahun kedepan,” katanya.
Tercatat realisasi investasi asing di Batam sampai dengan 5 April 2016 sebesar USD387,501 juta dari 23 perusahaan, naik 120% dari semester I tahun 2015. Hal ini mengindikasikan sebuah gelombang peningkatan perekonomian Batam. Perusahaan-perusahaan asing ini akan membutuhkan kantor-kantor berkelas di daerah yang strategis.
‘’Masuknya dana repatriasi ini akan memberikan dorongan psikologis yang kuat bagi para investor untuk melakukan investasi di property,’’ ujar Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda di Jakarta Senin (25/7/2016).
Mengapa properti menjadi prioritas utama? Sebab, dana masuk paling tidak harus mengendap selama tiga tahun dan sektor properti sebagai investasi jangka panjang akan menjadi sebuah pilihan utama dengan peningkatan nilai properti yang semakin bertumbuh. Sektor properti sebagai salah satu lokomotif perekonomian harus menjadi perhatian pemerintah.
Salah satu kota yang akan tumbuh yakni Batam yang bedekatan dengan Singapura. Pengembang Agung Podomoro Land (APL) misalnya, mengembangkan Ocean Park Batam yang diyakini akan menjadi pendorong bagi perekonomian di Batam dan sekitarnya. Batam tidak hanya menjadi gerbang utama Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tetapi juga sebagai pusat bisnis terdepan Indonesia.
‘’Selain mendapatkan investment gain, mereka juga dikenalkanakan konsep hunian hijau yang digarap secara serius. Perbaikan kualitas hidup bagi keluarga dengan tinggal di housing estate yang nyaman, menjadi salah satu faktor diburunya Orchard Park Batam oleh keluarga menengah di Batam,’’ ujar Assistant Vice President Strategic Marketing Residential PT Agung Podomoro Land Tbk., Agung Wirajaya.
Saat perekonomian Batam berada di awal pertumbuhannya, menurut dia, merupakan saat paling tepat memiliki SOHO, premium office space. “Investasi yang meningkat tajam dan kebanggaan memiliki kantor mewah di kawasan elit akan menjadi imbalan di puncak kejayaan Batam beberapa tahun kedepan,” katanya.
Tercatat realisasi investasi asing di Batam sampai dengan 5 April 2016 sebesar USD387,501 juta dari 23 perusahaan, naik 120% dari semester I tahun 2015. Hal ini mengindikasikan sebuah gelombang peningkatan perekonomian Batam. Perusahaan-perusahaan asing ini akan membutuhkan kantor-kantor berkelas di daerah yang strategis.
(ven)