Komoditas Tak Lagi Populer, RI Bisa Jadi Negara Industri dan Jasa

Jum'at, 05 Agustus 2016 - 15:11 WIB
Komoditas Tak Lagi Populer, RI Bisa Jadi Negara Industri dan Jasa
Komoditas Tak Lagi Populer, RI Bisa Jadi Negara Industri dan Jasa
A A A
DEPOK - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai untuk menjadi negara maju, Indonesia harus berpikir dalam kerangka industri, bukan lagi tergantung pada komoditas. Indonesia harus menjadi negara industri dengan manufaktur yang kompetitif.

Namun saat ini, menurutnya sistem logistik Indonesia masih belum mapan dan efisien. Biaya logistik dan jalur distribusi masih tinggi bahkan untuk mengirim barang di dalam negeri. “Indonesia negara kepulauan ada kelebihan yaitu secara maritim kita kuat. Namun biaya yang kita jalankan akan lebih mahal," katanya di Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat (5/8/2016).

"Jika seperti India dan China pasti akan efisien. Kita belum efisien, kenapa? Saya kasih contoh ada eksportir vanila, untuk angkut 1 kontainer vanila dari Surabaya ke California biayanya USD 3 ribu. Yang menarik dari Surabaya ke Medan justru butuh biaya USD 7 ribu. Lebih murah dam gampang jual ke California daripada ke Medan. Di satu sisi bagus namun jeleknya karena biaya logistik kita memang mahal hidup di negara kepulauan,” sambungnya.

Karena itu, kata Bambang, Indonesia harus menjadi negara industri. Dengan begitu Indonesia dapat bertahan menghadapi terpaan badai global. “Harus jadi negara industri dan jasa. Kalau enggak jadi, maka akan ketinggalan," ucap Bambang.

"Enggak akan maju kalau tidak bisa jadi negara industri. Dulu tahun 1980an ada booming minyak, kayu, batu bara, itu sifatnya sementara. Harus diwaspadai jangan sampai Indonesia hanya tergantung pada komoditas. Sehingga negara dengan kaya akan sumber daya alam juga bisa jadi kutukan,” jelas dia.

Dia menambahkan Indonesia sebagai negara maritim harus berpikir bahwa laut adalah sebagai penghubung antar pulau bukan pemisah. Menurutnya, Indonesia harus berjalan dengan visi misi maritim bukan lagi daratan atau kontinen. “Saatnya berpikir ke laut, harus berpikir maritim. Dan negara ini bukan hanya Jawa, tetapi dari Sabang sampai Merauke,” tuturnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6050 seconds (0.1#10.140)