Permintaan Meningkat, Penjualan Krakatau Steel Naik 1,1 Juta Ton
A
A
A
JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) mencatat pertumbuhan volume penjualan sebesar 39,59% atau naik 1,1 juta ton pada semester I/2016 dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar 0,837 juta ton. Direktur Keuangan KRAS Tambok P Setyawati menerangkan, ini karena sejumlah terobosan yang dilakukan perseroan.
"Peningkatan volume penjualan terjadi karena meningkatnya permintaan dalam negeri sebagai akibat dari mulai bergulirnya proyek infrastruktur pemerintah, dan bertambahnya beberapa konsumen baru," terang dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (20/8/2016).
Pencapaian peningkatan volume penjualan tersebut, menurutnya juga dibarengi dengan pencapaian laba kotor sebesar USD99,92 juta di semester I/2016 dari sebelumnya rugi kotor USD38,89 juta pada periode yang sama di 2015. Demikian juga perusahaan pada enam bulan pertama tahun ini berhasil membuku laba operasi sebesar USD26,69 juta dimana semester I/2015 mencatat rugi operasi sebesar USD103,68 juta.
"Peningkatan laba kotor dan laba operasi yang material terutama karena upaya yang dilakukan perseroan dengan penurunan beban pokok penjualan 21,91% yakni dari USD716,13 juta pada semester I/2015 menjadi USD559,32 juta di semester I/2016," paparnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, tren kinerja ini juga berdampak kepada EBITDA positif sebesar UD68,50 juta sejalan dengan membaiknya kinerja operasi. Selain itu, akhir semester I/2016 perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar USD250,52 juta, dimana KRAS memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang dari sindikasi Bank lokal pada tanggal 27 Juni 2016 sebesar USD220 juta.
"Upaya untuk meningkatkan daya saing agar kompetitif sedang dilakukan perseroan, melalui Projek Blast Furnace yang berbasis Coal hampir selesai dan direncanakan First Blow-In pada kuartal ke IV tahun ini, projek ini dapat menurunkan biaya bahan baku dan biaya listrik sehingga berdampak turunnya biaya produksi sebesar USD58,30 perton," harapnya..
Guna melanjutkan pertumbuhan perseroan, pada tanggal 22 Agustus 2016 akan melaksanakan ground breaking tanda dimulai pembangunan Pabrik Hot Strip Mill#2 dengan kapasitas 1,5 juta ton. Saat selesainya projek ini perseroaan akan memiliki kapasitas rolling sebesar 4,65 juta ton pertahun meningkat dari 3,15 ton saat ini.
"Meski kami belum berhasil membukukan laba positif periode berjalan yang dapat diatribusi kepada entitas induk, namun rugi yang dicatat menurun cukup tajam menjadi USD87,55 juta dari sebelumnya di periode yang sama 2015 rugi USD 134,93 juta," tutupnya.
"Peningkatan volume penjualan terjadi karena meningkatnya permintaan dalam negeri sebagai akibat dari mulai bergulirnya proyek infrastruktur pemerintah, dan bertambahnya beberapa konsumen baru," terang dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (20/8/2016).
Pencapaian peningkatan volume penjualan tersebut, menurutnya juga dibarengi dengan pencapaian laba kotor sebesar USD99,92 juta di semester I/2016 dari sebelumnya rugi kotor USD38,89 juta pada periode yang sama di 2015. Demikian juga perusahaan pada enam bulan pertama tahun ini berhasil membuku laba operasi sebesar USD26,69 juta dimana semester I/2015 mencatat rugi operasi sebesar USD103,68 juta.
"Peningkatan laba kotor dan laba operasi yang material terutama karena upaya yang dilakukan perseroan dengan penurunan beban pokok penjualan 21,91% yakni dari USD716,13 juta pada semester I/2015 menjadi USD559,32 juta di semester I/2016," paparnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, tren kinerja ini juga berdampak kepada EBITDA positif sebesar UD68,50 juta sejalan dengan membaiknya kinerja operasi. Selain itu, akhir semester I/2016 perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar USD250,52 juta, dimana KRAS memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang dari sindikasi Bank lokal pada tanggal 27 Juni 2016 sebesar USD220 juta.
"Upaya untuk meningkatkan daya saing agar kompetitif sedang dilakukan perseroan, melalui Projek Blast Furnace yang berbasis Coal hampir selesai dan direncanakan First Blow-In pada kuartal ke IV tahun ini, projek ini dapat menurunkan biaya bahan baku dan biaya listrik sehingga berdampak turunnya biaya produksi sebesar USD58,30 perton," harapnya..
Guna melanjutkan pertumbuhan perseroan, pada tanggal 22 Agustus 2016 akan melaksanakan ground breaking tanda dimulai pembangunan Pabrik Hot Strip Mill#2 dengan kapasitas 1,5 juta ton. Saat selesainya projek ini perseroaan akan memiliki kapasitas rolling sebesar 4,65 juta ton pertahun meningkat dari 3,15 ton saat ini.
"Meski kami belum berhasil membukukan laba positif periode berjalan yang dapat diatribusi kepada entitas induk, namun rugi yang dicatat menurun cukup tajam menjadi USD87,55 juta dari sebelumnya di periode yang sama 2015 rugi USD 134,93 juta," tutupnya.
(akr)