Rupiah Ditutup Lesu, Yen Balik Melawan USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini berakhir masih belum bangkit alias melemah. Kondisi pelemahan rupiah sore ini terjadi di tengah semakin perlawanan yen terhadap USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah ditutup pada level Rp13.220/USD dengan kisaran harian Rp13.190-Rp13.225/USD. Posisi rupiah terlihat memburuk dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.213/USD.
Di sisi lain, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan di level Rp13.216/USD. Posisi ini tidak lebih baik dari posisi kemarin di level Rp13.197/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah hari ini ditutup pada posisi Rp13.220/USD atau menyusut dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.205/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg sore ini justru terlihat menguat pada level Rp13.222/USD atau naik tipis jika dibanding penutupan sebelumnya di posisi Rp13.226/USD. Pergerakan mata uang Garuda hari ini berada pada kisaran harian Rp13.199-Rp13.235/USD.
Dilansir Reuters, Selasa (23/8/2016) USD melemah kembali di bawah 100 terhadap yen pada perdagangan hari ini, saat investor fokus kepada hawkish dari pernyataan pejabat The Fed terkait suku bunga acuan AS jelang Pidato Gubernur Bank Sentral AS akhir pekan nanti. Greenback sejauh ini mendapatkan dorongan saat Wakil Ketua Fed Stanley Fischer mengatakan semakin dekat dengan target inflasi.
Tapi setelah sempat hampir mencapai level 101 terhadap yen di awal perdagangan, USD berakhir turun 0,2% pada hari ini ke level 100.11. Sementara terhadap beberapa mata uang utama lainnya, greenback tercatat juga mengalami penurunan sebesar 0,2% di level 94.342.
"Masih terdapat sejumlah spektisme yang cukup besar, tentang apakah Fed benar-benar akan menaikkan suku bunga acuan. Terlepas dari pernyataan hawkish, kami juga mendengar dari bankir Fed," ucap Kepala Strategi Mata Uang Rabobank Jane Foley di London.
Di sisi lain lonjakan terbesar di antara mata uang dunia terjadi pada dolar Selandia Baru yang meningkat 1% menjadi 0.7339. Sementara euro mencetak keuntungan dengan kenaikan 0,2% menjadi 1.1343 terhadap USD mendekati posisi tertinggi dalam dua bulan di level 1.1366.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah ditutup pada level Rp13.220/USD dengan kisaran harian Rp13.190-Rp13.225/USD. Posisi rupiah terlihat memburuk dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.213/USD.
Di sisi lain, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan di level Rp13.216/USD. Posisi ini tidak lebih baik dari posisi kemarin di level Rp13.197/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah hari ini ditutup pada posisi Rp13.220/USD atau menyusut dari penutupan sebelumnya yang berada di level Rp13.205/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg sore ini justru terlihat menguat pada level Rp13.222/USD atau naik tipis jika dibanding penutupan sebelumnya di posisi Rp13.226/USD. Pergerakan mata uang Garuda hari ini berada pada kisaran harian Rp13.199-Rp13.235/USD.
Dilansir Reuters, Selasa (23/8/2016) USD melemah kembali di bawah 100 terhadap yen pada perdagangan hari ini, saat investor fokus kepada hawkish dari pernyataan pejabat The Fed terkait suku bunga acuan AS jelang Pidato Gubernur Bank Sentral AS akhir pekan nanti. Greenback sejauh ini mendapatkan dorongan saat Wakil Ketua Fed Stanley Fischer mengatakan semakin dekat dengan target inflasi.
Tapi setelah sempat hampir mencapai level 101 terhadap yen di awal perdagangan, USD berakhir turun 0,2% pada hari ini ke level 100.11. Sementara terhadap beberapa mata uang utama lainnya, greenback tercatat juga mengalami penurunan sebesar 0,2% di level 94.342.
"Masih terdapat sejumlah spektisme yang cukup besar, tentang apakah Fed benar-benar akan menaikkan suku bunga acuan. Terlepas dari pernyataan hawkish, kami juga mendengar dari bankir Fed," ucap Kepala Strategi Mata Uang Rabobank Jane Foley di London.
Di sisi lain lonjakan terbesar di antara mata uang dunia terjadi pada dolar Selandia Baru yang meningkat 1% menjadi 0.7339. Sementara euro mencetak keuntungan dengan kenaikan 0,2% menjadi 1.1343 terhadap USD mendekati posisi tertinggi dalam dua bulan di level 1.1366.
(akr)