Lufthansa Pangkas Proyeksi Laba Tahun Ini
A
A
A
COLOGNE - Lufthansa telah memangkas target laba tahun ini menyusul adanya penurunan tajam dalam pemesanan tiket jarak jauh ke Eropa. Maskapai terbesar Jerman ini menilai penyebab penurunan ini adalah adanya serangan teroris di Eropa dan ketidakpastian politik dan ekonomi yang lebih besar.
Seperti dikutip dari BBC, Rabu (24/8/2016), perusahaan sebelumnya memproyeksi laba tahun ini akan berada di atas perolehan laba tahun lalu, namun proyeksi tersebut direvisi, yakni perolehan laba di bawah tahun lalu.
British Airways pemilik IAG dan Easyjet juga telah mengeluarkan keuntungan peringatan dalam beberapa pekan terakhir. Pada awal bulan ini, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan, permintaan untuk perjalanan udara telah terkena.
"Pertumbuhan awal yang sangat kuat dari tahun ke tahun, permintaan tergelincir kembali ke tingkat lebih bersejarah," kata kepala eksekutif IATA Tony Tyler.
"Kombinasi faktor kemungkinan di balik ini kecepatan yang lebih moderator atas pertumbuhan permintaan. Ini termasuk melanjutkan kegiatan teroris dan keadaan ekonomi global yang rapuh. Baik pertanda baik untuk permintaan perjalanan. Guncangan dari Istanbul dan kejatuhan ekonomi atas Brexit membuat sulit naik," tuturnya.
Dalam pernyataannya, Lufthansa mengatakan bahwa pemesanan terlebih dahulu, khususnya pada rute jarak jauh ke Eropa telah menurun secara signifikan. Mereka juga mengatakan akan meningkatkan jumlah kursi 5,4% tahun ini, bukan target sebelumnya sebesar 6%.
Setelah terjadi pemungutan suara bulan lalu oleh Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, perusahaan induk BA IAG mengatakan, keputusan bisa melemahkan keuntungan. Sementara itu, rival Easyjet mengatakan, langkah ini manambah ketidakpastian ekonomi dan konsumen musim panas ini dan pendapatan bisa jatuh.
Seperti dikutip dari BBC, Rabu (24/8/2016), perusahaan sebelumnya memproyeksi laba tahun ini akan berada di atas perolehan laba tahun lalu, namun proyeksi tersebut direvisi, yakni perolehan laba di bawah tahun lalu.
British Airways pemilik IAG dan Easyjet juga telah mengeluarkan keuntungan peringatan dalam beberapa pekan terakhir. Pada awal bulan ini, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan, permintaan untuk perjalanan udara telah terkena.
"Pertumbuhan awal yang sangat kuat dari tahun ke tahun, permintaan tergelincir kembali ke tingkat lebih bersejarah," kata kepala eksekutif IATA Tony Tyler.
"Kombinasi faktor kemungkinan di balik ini kecepatan yang lebih moderator atas pertumbuhan permintaan. Ini termasuk melanjutkan kegiatan teroris dan keadaan ekonomi global yang rapuh. Baik pertanda baik untuk permintaan perjalanan. Guncangan dari Istanbul dan kejatuhan ekonomi atas Brexit membuat sulit naik," tuturnya.
Dalam pernyataannya, Lufthansa mengatakan bahwa pemesanan terlebih dahulu, khususnya pada rute jarak jauh ke Eropa telah menurun secara signifikan. Mereka juga mengatakan akan meningkatkan jumlah kursi 5,4% tahun ini, bukan target sebelumnya sebesar 6%.
Setelah terjadi pemungutan suara bulan lalu oleh Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, perusahaan induk BA IAG mengatakan, keputusan bisa melemahkan keuntungan. Sementara itu, rival Easyjet mengatakan, langkah ini manambah ketidakpastian ekonomi dan konsumen musim panas ini dan pendapatan bisa jatuh.
(izz)