HT: Indonesia Butuh 5 Juta Pengusaha Produktif
A
A
A
JAKARTA - Indonesia membutuhkan banyak pengusaha produktif agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan menambah basis pembayar pajak. Tercatat, Indonesia sedikitnya membutuhkan 5 juta pengusaha.
“Indonesia membutuhkan pengusaha produktif minimal 2%,” ungkap CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum di Universitas Esa Unggul, Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Dia mengatakan, banyaknya generasi muda yang tumbuh menjadi pengusaha dapat membantu pemerintah menekan tingginya angka pengangguran. Di Indonesia sendiri jumlah pengusaha atau wirausahawan masih jauh tertinggal dibanding negara ASEAN dan Asia.
Seperti diberitakan Kementerian Koperasi dan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) pernah mengungkapkan hanya 0,43% dari total jumlah penduduk yang berprofesi sebagai pengusaha. Sementara Singapura 7% dari penduduk, Malaysia 5%, Korea Selatan 4%, Jepang 10%, bahkan Amerika Serikat (AS) mencapai 12%.
HT menegaskan Indonesia membutuhkan paling sedikit 5 juta pengusaha produktif yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi lingkungan sekitar. Ke dapan, ribuan mahasiswa yang menjadi alumni Universitas Esa Unggul diharapkan dapat mengikuti jejak berwirausahawa dan mendirikan perusahaan sendiri.
Dia menyebutkan, semakin banyak para pengusaha produktif yang membuka lapangan pekerjaan, maka berimbas meningkatkan pendapatan pajak bagi pembangunan negara.
HT juga menyinggung perlunya perlakuan khusus bagi kalangan menengah ke bawah dari kalangan petani, buruh, nelayan, pelaku UMKM dan lainnya. Mereka perlu dibantu dengan regulasi berupa akses modal yang mudah, pelatihan, serta proteksi dari pasar bebas.
Dalam kuliah umum ini, turut hadir Ketua Yayasan Pendidikan Kemala Bangsa Suryanti T Arief dan Wakil Rektor III Universitas Esa Unggul Ari Pambudi beserta civitas akademika lainnya.
“Indonesia membutuhkan pengusaha produktif minimal 2%,” ungkap CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum di Universitas Esa Unggul, Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Dia mengatakan, banyaknya generasi muda yang tumbuh menjadi pengusaha dapat membantu pemerintah menekan tingginya angka pengangguran. Di Indonesia sendiri jumlah pengusaha atau wirausahawan masih jauh tertinggal dibanding negara ASEAN dan Asia.
Seperti diberitakan Kementerian Koperasi dan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) pernah mengungkapkan hanya 0,43% dari total jumlah penduduk yang berprofesi sebagai pengusaha. Sementara Singapura 7% dari penduduk, Malaysia 5%, Korea Selatan 4%, Jepang 10%, bahkan Amerika Serikat (AS) mencapai 12%.
HT menegaskan Indonesia membutuhkan paling sedikit 5 juta pengusaha produktif yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi lingkungan sekitar. Ke dapan, ribuan mahasiswa yang menjadi alumni Universitas Esa Unggul diharapkan dapat mengikuti jejak berwirausahawa dan mendirikan perusahaan sendiri.
Dia menyebutkan, semakin banyak para pengusaha produktif yang membuka lapangan pekerjaan, maka berimbas meningkatkan pendapatan pajak bagi pembangunan negara.
HT juga menyinggung perlunya perlakuan khusus bagi kalangan menengah ke bawah dari kalangan petani, buruh, nelayan, pelaku UMKM dan lainnya. Mereka perlu dibantu dengan regulasi berupa akses modal yang mudah, pelatihan, serta proteksi dari pasar bebas.
Dalam kuliah umum ini, turut hadir Ketua Yayasan Pendidikan Kemala Bangsa Suryanti T Arief dan Wakil Rektor III Universitas Esa Unggul Ari Pambudi beserta civitas akademika lainnya.
(dmd)