Atasi Masalah Gizi, Sharp Indonesia Hadirkan Kebun Gizi

Jum'at, 26 Agustus 2016 - 00:17 WIB
Atasi Masalah Gizi,...
Atasi Masalah Gizi, Sharp Indonesia Hadirkan Kebun Gizi
A A A
KARAWANG - Untuk meningkatkan pola konsumsi sayuran dan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia, tidak harus saling tunjuk. PT Sharp Electronics Indonesia menghadirkan program bertajuk "Kebun Gizi", sebuah program berbasis lingkungan dan kesehatan untuk mendukung kedua hal tadi.

Tujuan Kebun Gizi karena faktor kebun gizi masih menjadi masalah utama yang dihadapi masyarakat. Data Global Nutrition Report menyatakan Indonesia termasuk negara yang memiliki masalah gizi yang kompleks. Karena tidak hanya berhubungan dengan kesehatan saja tapi juga ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan lingkungan.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukan 19,6% anak di Indonesia masih kekurangan gizi. Sebanyak 93,6% penduduk Indonesia masuk dalam kategori kurang makan buah atau sayur. Padahal peran buah dan sayur berfungsi membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan, dan mencegah berbagai penyakit.

Berdasarkan hal tersebut, sesuai visi dan misi Sharp Indonesia ingin berkontribusi kepada lingkungan dan kesehatan, melalui program CSR "Kebun Gizi". Bersama organisasi nirlaba Rumah Zakat berusaha memenuhi gizi masyarakat. Caranya dengan memberdayakan warga desa memanfaatkan sumber daya alam atau potensi setempat.

Untuk tahap pertama, Sharp menggandeng warga Dusun Pajaten RT 04/RW 02, Desa Sirnabaya, Karawang, Jawa Barat. “Program ini merupakan apresiasi kami kepada penduduk desa yang terletak di ring 1 pabrik kami di Karawang. Kami berharap program ini akan meningkatkan kesehatan warga dan juga meningkatkan pengetahuan mereka akan pentingnya mengonsumsi buah dan sayur. Harapannya kegiatan ini mampu menjadi salah satu sumber penghasilan bagi warga,” ungkap General Manager Brand Strategy Group PT Sharp Electronics Indonesia, Haruhiko Sano, Kamis (25/8/2016).

Menggunakan pekarangan rumah warga sebagai kebun contoh, Sharp membangun Green House yang menjadi pusat pelatihan warga. Kebun Gizi Sharp berisikan berbagai tanaman sayuran dan apotek hidup atau dewasa ini lebih dikenal sebagai tanaman herbal yang nantinya dapat dimanfaatkan guna keperluan sehari-hari.

“Semester pertama, sayuran yang akan ditanam adalah sosin, pokcoy, selada air, tomat, kacang panjang, lalu akan dimulai untuk menanam buah-buahan pada semester berikutnya,” tambahnya.

Pola tanam yang digunakan adalah pola tanam hidroponik, yakni budi daya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.

Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air terbatas. Sayuran yang dihasilkan pun akan lebih terjamin kesehatannya.

“Banyak manfaat yang didapat dari program ini, kami ibu-ibu Dusun Pajaten jadi memiliki kegiatan positif. Kami pun dapat memanfaatkan sampah plastik jadi pot tanaman, pekarangan juga menjadi lebih hijau. Kami bisa masak sayuran tiap hari karena sudah gampang nyari sayuran tinggal ambil dari pekarangan,” ucap Ceu Eha salahseorang warga desa penerima manfaat yang merupakan penggerak wanita Dusun Pajaten, Desa Sirnabaya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mencatat, hingga 6 Mei 2016 ada sekitar 166 balita yang terkena gizi buruk. Rinciannya 79 merupakan kasus lama dan 85 kasus baru. Faktor utama penyebab kasus ini adalah karena pola asuh yang salah, minimnya pengetahuan sang ibu hingga minimnya ketersediaan makanan di rumah.

“Kami merasa senang dapat bekerja sama dengan Sharp yang memiliki perhatian khusus terhadap masalah gizi ini, kami berharap program ini dapat berjalan terus dan dilaksanakan di daerah lainnya juga,” jelas Heni Widiastuti Direktur Program Rumah Zakat.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0616 seconds (0.1#10.140)