Rupiah Diprediksi Bergerak di Rp13.287
A
A
A
JAKARTA - Melemahnya harga emas dan minyak dunia membuat mata uang Asia khususnya emerging market tak berdaya terhadap greenback atau mata uang USD. Keadaan tersebut tergambarkan pada mata uang Yen, Yuan, dan Rupiah yang bergerak variatif cenderung melemah. Lalu, EUR turut tertekan terhadap USD meski GBP, AUD, dan NZD dapat menguat terbatas terhadap USD. Dari dalam negeri masih minimnya sentimen positif membuat laju Rupiah tidak banyak mengalami perubahan.
Sebelumnya kami sampaikan Laju rupiah mampu berbalik menguat 0.21% di level 13.242 pada perdagangan kemarin. "Penguatan disebabkan oleh adanya aksi profit taking oleh para pelaku pasar jelang diumumkannya data ketenagakerjaan AS yang cenderung memilih untuk konservatif," ujar Head of Research Analyst PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, Jumat (2/9/2016).
Keadaan tersebut membuat laju rupiah mampu mengakhiri trend pelemahannya dalam jangka pendek. Support 13.256 serta resisten 13.239. Cermati sentiment yang ada.
Dirilisnya data Inflasi Indonesia di bulan Agustus deflasi 0,2% MoM, atau Inflasi 2,79% YoY atau berada di bawah ekspektasi konsensus sebesar 3,02% serta data Manufaktur Indonesia di bulan Agustus 50,4 (vs 48,4) kami nilai gagal menopang laju Rupiah setelah para pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual pasca melemahnya harga minyak dunia sekitar 3%, sehingga mengantarkan pergerakan minyak dunia di level USD44,8/barel. Kini laju Rupiah kembali menguji level supportnya dan masih terdapat kecenderungan untuk tertekan. Support 13.287 serta resisten 13.245. Cermati sentimen yang ada.
Sebelumnya kami sampaikan Laju rupiah mampu berbalik menguat 0.21% di level 13.242 pada perdagangan kemarin. "Penguatan disebabkan oleh adanya aksi profit taking oleh para pelaku pasar jelang diumumkannya data ketenagakerjaan AS yang cenderung memilih untuk konservatif," ujar Head of Research Analyst PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, Jumat (2/9/2016).
Keadaan tersebut membuat laju rupiah mampu mengakhiri trend pelemahannya dalam jangka pendek. Support 13.256 serta resisten 13.239. Cermati sentiment yang ada.
Dirilisnya data Inflasi Indonesia di bulan Agustus deflasi 0,2% MoM, atau Inflasi 2,79% YoY atau berada di bawah ekspektasi konsensus sebesar 3,02% serta data Manufaktur Indonesia di bulan Agustus 50,4 (vs 48,4) kami nilai gagal menopang laju Rupiah setelah para pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual pasca melemahnya harga minyak dunia sekitar 3%, sehingga mengantarkan pergerakan minyak dunia di level USD44,8/barel. Kini laju Rupiah kembali menguji level supportnya dan masih terdapat kecenderungan untuk tertekan. Support 13.287 serta resisten 13.245. Cermati sentimen yang ada.
(ven)