Arcandra Sempat Beri Ide Soal Divestasi Saham Freeport
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar ternyata sempat memberikan ide terkait pengurangan (divestasi) sebagian saham PT Freeport Indonesia yang sebesar 10,64%. Sayangnya Anggota Komite Tim Tim Divestasi Saham Freeport Budi G Sadikin enggen menyebutkan apa pemikiran Arcandra tersebut.
(Baca Juga: Puluhan Tahun Freeport Tekan RI, Luhut Sebut Tak Akan Terulang)
Dia menerangkan Arcandra langsung menyumbangkan pemikiran terhadap divestasi Freeport, tidak lama setelah dirinya ditunjuk menjadi Menteri ESDM. Sayangnya pembicaraan itu dilakukan di luar tim divestasi.
"Pak Arcandra naik, dia memang tidak ngomong di komite divestasi Freeport. Tapi ada ide dari Pak Arcandra, saya tidak boleh ngomong," ujar Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk itu kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Menurutnya, segala pernyataan yang terlontar di luar tim divestasi tidak layak disebarkan. Sebab kapasitas Arcandra dalam diskusi itu sebagai Menteri ESDM bukan ketua tim komite divestasi Freeport. "Tidak ngomong karena dia ngomong bukan dalam tim divestasi Freeport. Dalam kondisi dia sebagai menteri, iya saya dengar omongan dia tapi saya enggak boleh ngomong," tegas Budi.
(Baca Juga: Pemerintah Nilai Harga Ideal Divestasi Freeport Rp8,19 T)
Sementara ketika disinggung soal Arcandra Tahar yang mengubah angka penawaran, Budi tetap enggan memberitahukan. Seperti diketahui, Arcandra sebelumnya juga mengubah nilai investasi Blok Masela. "Soal harga enggak boleh ngomong, kan itu dalam pertemuan enggak boleh diomongin di luar. Kalau Pak Luhut belum ngomong soal divestasi Freeport," pungkasnya.
Sebelumnya Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa harga ideal divestasi saham 10,64% PT Freeport Indonesia berdasarkan perhitungan replacement cost atau biaya penggantian investasi hanyalah sekitar USD630 juta atau sekitar Rp8,19 triliun dengan kurs Rp13.000/USD. Harga ini separuh lebih rendah dari harga yang ditawarkan Freeport sebesar USD1,7 miliar.
(Baca Juga: Puluhan Tahun Freeport Tekan RI, Luhut Sebut Tak Akan Terulang)
Dia menerangkan Arcandra langsung menyumbangkan pemikiran terhadap divestasi Freeport, tidak lama setelah dirinya ditunjuk menjadi Menteri ESDM. Sayangnya pembicaraan itu dilakukan di luar tim divestasi.
"Pak Arcandra naik, dia memang tidak ngomong di komite divestasi Freeport. Tapi ada ide dari Pak Arcandra, saya tidak boleh ngomong," ujar Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk itu kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Menurutnya, segala pernyataan yang terlontar di luar tim divestasi tidak layak disebarkan. Sebab kapasitas Arcandra dalam diskusi itu sebagai Menteri ESDM bukan ketua tim komite divestasi Freeport. "Tidak ngomong karena dia ngomong bukan dalam tim divestasi Freeport. Dalam kondisi dia sebagai menteri, iya saya dengar omongan dia tapi saya enggak boleh ngomong," tegas Budi.
(Baca Juga: Pemerintah Nilai Harga Ideal Divestasi Freeport Rp8,19 T)
Sementara ketika disinggung soal Arcandra Tahar yang mengubah angka penawaran, Budi tetap enggan memberitahukan. Seperti diketahui, Arcandra sebelumnya juga mengubah nilai investasi Blok Masela. "Soal harga enggak boleh ngomong, kan itu dalam pertemuan enggak boleh diomongin di luar. Kalau Pak Luhut belum ngomong soal divestasi Freeport," pungkasnya.
Sebelumnya Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa harga ideal divestasi saham 10,64% PT Freeport Indonesia berdasarkan perhitungan replacement cost atau biaya penggantian investasi hanyalah sekitar USD630 juta atau sekitar Rp8,19 triliun dengan kurs Rp13.000/USD. Harga ini separuh lebih rendah dari harga yang ditawarkan Freeport sebesar USD1,7 miliar.
(akr)