BTPN Lebarkan Sayap Bisnis
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) menyatakan, mesin penggerak perusahaan tidak bisa lagi hanya satu yakni penyaluran kredit pensiunan. Namun harus ada lebih banyak lagi agar perusahaan dapat berjalan seimbang.
Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BTPN Anika Faisal mengatakan, perbankan seperti halnya pesawat terbang. Meski punya satu mesin bagus sekali, tetap tidak bisa berjalan. "Kita seperti pesawat, tidak bisa hanya dengan satu engine, meski itu bagus sekali. Kita bikin engine lain," ujarnya saat berkunjung ke Koran SINDO di Jakarta, Rabu (7/9/2016).
(Baca Juga: Agen Laku Pandai BTPN Wow! Tembus 60.000 Orang)
Mesin lain itu, lanjut dia yakni perusahaan sudah masuk dalam pembiayaan mikro dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selanjutnya dia menambahkan akan mengembangkan sektor itu secara bertahap. "Mikro bisnis, KUR, kita ciptakan SME (Small Medium Enterprise). Kita masuk, kita lakukan dalam kurun waktu beberapa tahun, secara bertahap," sambung dia.
Anika menerangkan mesin penggerak lain tersebut juga berfungsi untuk menahan laju ekonomi yang bisa melemah suatu saat. Dicontohkan seperti yang terjadi mulai 2013 lalu sampai sekarang.
"Sampai 2013 bisnis bank masih bagus. Pas China mulai melambat, ekonomi kita slowdown. Banyak industri yang kesulitan cashflow, hampir semua, di Sumatera berasa sekali titik komoditas ekonomi melambat, mereka kesulitan bayar kredit," pungkasnya.
Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BTPN Anika Faisal mengatakan, perbankan seperti halnya pesawat terbang. Meski punya satu mesin bagus sekali, tetap tidak bisa berjalan. "Kita seperti pesawat, tidak bisa hanya dengan satu engine, meski itu bagus sekali. Kita bikin engine lain," ujarnya saat berkunjung ke Koran SINDO di Jakarta, Rabu (7/9/2016).
(Baca Juga: Agen Laku Pandai BTPN Wow! Tembus 60.000 Orang)
Mesin lain itu, lanjut dia yakni perusahaan sudah masuk dalam pembiayaan mikro dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selanjutnya dia menambahkan akan mengembangkan sektor itu secara bertahap. "Mikro bisnis, KUR, kita ciptakan SME (Small Medium Enterprise). Kita masuk, kita lakukan dalam kurun waktu beberapa tahun, secara bertahap," sambung dia.
Anika menerangkan mesin penggerak lain tersebut juga berfungsi untuk menahan laju ekonomi yang bisa melemah suatu saat. Dicontohkan seperti yang terjadi mulai 2013 lalu sampai sekarang.
"Sampai 2013 bisnis bank masih bagus. Pas China mulai melambat, ekonomi kita slowdown. Banyak industri yang kesulitan cashflow, hampir semua, di Sumatera berasa sekali titik komoditas ekonomi melambat, mereka kesulitan bayar kredit," pungkasnya.
(akr)