G20 Kecewa Tak Bisa Angkat Perekonomian Dunia dari Krisis
A
A
A
JAKARTA - Sepulang dari KTT G20 di Republik Rakyat China, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membawa cerita soal hasil pertemuan. Ani, begitu dia biasa disapa, mengatakan negara-negara G20 merasa kecewa lantaran tidak berhasil mengangkat pertumbuhan ekonomi dunia selama beberapa tahun terakhir.
Padahal sejak G20 dibentuk tahun 2009, setelah krisis global, banyak negara menganggap perlu upaya dan langkah-langkah kebijakan agar ekonomi dunia bisa kembali sehat.
"Mereka menyampaikan kekecewaannya lantaran tidak berhasil mengangkat pertumbuhan ekonomi global. Mereka sampaikan itu di forum G20 kemarin," kata Ani dalam rapat bersama anggota DPR Komisi XI, Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Menurut Ani, negara-negara dalam G20 sama-sama membuat koordinasi kebijakan dalam bentuk moneter, fiskal, dan riil. Tetapi lembaga-lembaga keuangan dunia, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia merasa heran mengapa ekonomi dunia tidak bisa tumbuh seperti sebelum krisis.
"IMF, Bank Dunia, dan lembaga lainnya itu menyampaikan tujuh tahun berturut-turut, perekonomian dunia hanya tumbuh di bawah 3,5%. Dan mereka tanya, kenapa tidak bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebelum terjadi krisis," kata dia.
Mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia tersebut menyadari memang, banyak hal berat untuk digenjot selama krisis. Sehingga masing-masing negara juga berjuang keras dari krisis global yang sedang terjadi.
"Seperti China, mereka sekarang sedang fokus ke inovasi dan produksi agar bisa menggenjot ekonominya menjadi lebih baik," pungkas dia.
Padahal sejak G20 dibentuk tahun 2009, setelah krisis global, banyak negara menganggap perlu upaya dan langkah-langkah kebijakan agar ekonomi dunia bisa kembali sehat.
"Mereka menyampaikan kekecewaannya lantaran tidak berhasil mengangkat pertumbuhan ekonomi global. Mereka sampaikan itu di forum G20 kemarin," kata Ani dalam rapat bersama anggota DPR Komisi XI, Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Menurut Ani, negara-negara dalam G20 sama-sama membuat koordinasi kebijakan dalam bentuk moneter, fiskal, dan riil. Tetapi lembaga-lembaga keuangan dunia, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia merasa heran mengapa ekonomi dunia tidak bisa tumbuh seperti sebelum krisis.
"IMF, Bank Dunia, dan lembaga lainnya itu menyampaikan tujuh tahun berturut-turut, perekonomian dunia hanya tumbuh di bawah 3,5%. Dan mereka tanya, kenapa tidak bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebelum terjadi krisis," kata dia.
Mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia tersebut menyadari memang, banyak hal berat untuk digenjot selama krisis. Sehingga masing-masing negara juga berjuang keras dari krisis global yang sedang terjadi.
"Seperti China, mereka sekarang sedang fokus ke inovasi dan produksi agar bisa menggenjot ekonominya menjadi lebih baik," pungkas dia.
(ven)