Harga Minyak Dunia Turun Akibat Khawatir Kelebihan Pasokan
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak dunia pada Jumat (16/9/2016) atau Sabtu (17/9/2016) pagi WIB turun 2% akibat terjadi pembengkakan ekspor Iran dan diperkuat kekhawatiran terjadi kelebihan pasokan minyak global.
Seperti dikutip dari Reuters hari ini, harga minyak brent turun 82 sen atau 1,8% ke level USD45,77 per barel. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 88 sen atau 2% ke level USD43,03 per barel. WTI mencapai titik terendah dalam lima pekan dari USD42,74.
Jatuhnya pasar ekuitas AS dan naiknya USD juga membebani harga minyak mentah berjangka dan komoditas lainnya dalam mata uang greenback.
Harga bensin naik 2% setelah terjadi pemadaman Colonial Pipeline dan di unit utama kilang BP Plc di Whiting, Indiana. Keuntungan untuk mengubah minyak mentah menjadi bensin mencapai tertinggi tiga bulan dan harga pompa untuk bahan bakar juga naik.
Untuk pekan ini, harga bren turun 5% dan WTI kehilangan hingga 6%. "Minyak mentah berjangka semakin bearish," kata Jim Ritterbusch, konsultan minyak Ritterbusch & Associates.
Harga minyak merosot setelah sebuah sumber yang mengetahui jadwal tanker Iran memuat mengatakan bahwa produsen OPEC terbesar ketiga mengangkat ekspor minyak mentah ke lebih dari 2 juta barel per hari (bph) pada Agustus, mendekati level pra-sanksi.
Iran dan Arab Saudi telah meningkatkan ekspor meskipun pada pertemuan OPEC 26-28 September di Aljazair, di mana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen utama lainnya membahas pembekuan produksi minyak. Sebagian besar pelaku pasar skeptis atas kesepakatan ini akan tercapai.
Selain itu, ada juga tanda-tanda kembali produksi minyak dari Nigeria dan Libya, di mana ekspor minyak mentah telah terhambat oleh konflik dan kerusuhan.
Seperti dikutip dari Reuters hari ini, harga minyak brent turun 82 sen atau 1,8% ke level USD45,77 per barel. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 88 sen atau 2% ke level USD43,03 per barel. WTI mencapai titik terendah dalam lima pekan dari USD42,74.
Jatuhnya pasar ekuitas AS dan naiknya USD juga membebani harga minyak mentah berjangka dan komoditas lainnya dalam mata uang greenback.
Harga bensin naik 2% setelah terjadi pemadaman Colonial Pipeline dan di unit utama kilang BP Plc di Whiting, Indiana. Keuntungan untuk mengubah minyak mentah menjadi bensin mencapai tertinggi tiga bulan dan harga pompa untuk bahan bakar juga naik.
Untuk pekan ini, harga bren turun 5% dan WTI kehilangan hingga 6%. "Minyak mentah berjangka semakin bearish," kata Jim Ritterbusch, konsultan minyak Ritterbusch & Associates.
Harga minyak merosot setelah sebuah sumber yang mengetahui jadwal tanker Iran memuat mengatakan bahwa produsen OPEC terbesar ketiga mengangkat ekspor minyak mentah ke lebih dari 2 juta barel per hari (bph) pada Agustus, mendekati level pra-sanksi.
Iran dan Arab Saudi telah meningkatkan ekspor meskipun pada pertemuan OPEC 26-28 September di Aljazair, di mana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen utama lainnya membahas pembekuan produksi minyak. Sebagian besar pelaku pasar skeptis atas kesepakatan ini akan tercapai.
Selain itu, ada juga tanda-tanda kembali produksi minyak dari Nigeria dan Libya, di mana ekspor minyak mentah telah terhambat oleh konflik dan kerusuhan.
(izz)