Pemerintah Bentuk Tim 100 Kejar Wajib Pajak Kelas Kakap
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi mengatakan, dalam merayu 'ikan besar' (big fish/wajib pajak besar) untuk mengikuti program tax amnesty, pihaknya telah menyiapkan tim yang diberi nama tim 100.
Tim ini bekerja penuh untuk menjaring dan membantu para wajib pajak besar yang terdiri dari pengusaha, pejabat dan kalangan elit lainnya di seluruh Indonesia.
(Baca: Kadin-Apindo Daftar Tax Amnesty, Sri Mulyani Turun Langsung)
Ken mengatakan, meskipun wujud mereka tidak diketahui lantaran hanya menagih dan membantu lewat telepon, namun kerja mereka beberapa kali lipat lebih keras daripada tim lainnya. Tak hanya itu, tim 100 ini juga diberikan pelatihan khusus untuk menjaring WP Kakap tersebut.
"Kita punya namanya tim 100. Itu orangnya ada di seluruh Indonesia. Kerjanya ya menjaring dan membantu wajib pajak besar, konglomerat, pengusaha untuk ikut tax amnesty," kata dia di Jakarta, Senin (26/9/2016).
Ken menceritakan mekanisme kerja tim 100, yakni dengan menghubungi para wajib pajak besar atau pengusaha yang akan ikut tax amnesty, membantu dan menanyakan keluhan soal tax amnesty. Satu orang pengusaha kelas berat, ditangani 10 orang dari tim 100 tersebut.
"Itu setiap hari 10 orang akan telepon satu orang yang besar-besar itu, jad pagi di telepon, tiga jam lagi ditelepon dengan orang yang berbeda, ditanyain satu-satu, pak ada kesulitan? Kapan bayar? Begitu terus," kata dia.
Ken meyakini, dengan cara ini, pengusaha kelas kakap atau besar tersebut lama-lama akan ikut serta juga dalam program tax amnesty, karena setiap hari harus menerima telepon dari tim 100 DJP.
"Mereka kalau ditelepon sama orang-orang ini kan lama-lama bosen juga dan akhirnya mikir, yo wes besok aku ikut tax amnesty deh, daripada dikejar-kejar terus," tutupnya.
Baca Juga:
Kejar Target Periode I, Dirjen Pajak Siap Lembur
Bos Sriwijaya Air Hari Ini Ikut Tax Amnesty
Tim ini bekerja penuh untuk menjaring dan membantu para wajib pajak besar yang terdiri dari pengusaha, pejabat dan kalangan elit lainnya di seluruh Indonesia.
(Baca: Kadin-Apindo Daftar Tax Amnesty, Sri Mulyani Turun Langsung)
Ken mengatakan, meskipun wujud mereka tidak diketahui lantaran hanya menagih dan membantu lewat telepon, namun kerja mereka beberapa kali lipat lebih keras daripada tim lainnya. Tak hanya itu, tim 100 ini juga diberikan pelatihan khusus untuk menjaring WP Kakap tersebut.
"Kita punya namanya tim 100. Itu orangnya ada di seluruh Indonesia. Kerjanya ya menjaring dan membantu wajib pajak besar, konglomerat, pengusaha untuk ikut tax amnesty," kata dia di Jakarta, Senin (26/9/2016).
Ken menceritakan mekanisme kerja tim 100, yakni dengan menghubungi para wajib pajak besar atau pengusaha yang akan ikut tax amnesty, membantu dan menanyakan keluhan soal tax amnesty. Satu orang pengusaha kelas berat, ditangani 10 orang dari tim 100 tersebut.
"Itu setiap hari 10 orang akan telepon satu orang yang besar-besar itu, jad pagi di telepon, tiga jam lagi ditelepon dengan orang yang berbeda, ditanyain satu-satu, pak ada kesulitan? Kapan bayar? Begitu terus," kata dia.
Ken meyakini, dengan cara ini, pengusaha kelas kakap atau besar tersebut lama-lama akan ikut serta juga dalam program tax amnesty, karena setiap hari harus menerima telepon dari tim 100 DJP.
"Mereka kalau ditelepon sama orang-orang ini kan lama-lama bosen juga dan akhirnya mikir, yo wes besok aku ikut tax amnesty deh, daripada dikejar-kejar terus," tutupnya.
Baca Juga:
Kejar Target Periode I, Dirjen Pajak Siap Lembur
Bos Sriwijaya Air Hari Ini Ikut Tax Amnesty
(izz)