Metode Menteri Susi Usir Pencuri Ikan dari Laut Indonesia

Kamis, 29 September 2016 - 04:19 WIB
Metode Menteri Susi...
Metode Menteri Susi Usir Pencuri Ikan dari Laut Indonesia
A A A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku senang karena bisa membinasakan para pelaku penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) yang selama ini mencuri ikan di laut Indonesia. Apalagi, gebrakannya ini mendapat dukungan dari banyak pihak.

(Baca Juga: Susi Pudjiastuti Akui Sempat Frustrasi Jadi Menteri)

Metode yang digunakan Menteri Susi terbilang halus untuk membinasakan para pelaku illegal fishing. Meskipun kapal-kapal eks asing sering ditenggelamkan, namun dirinya tidak menangkap dan mempidanakan tokoh-tokoh besar yang terlibat dalam aksi illegal fishing tersebut.

"Saya pakai diskresi saya untuk membuat pemutihan sehingga bisa pulih baik. Saya tidak tangkap dan pidanain tokoh besar dalam dunia illegal fishing yang penting mereka berhenti. Janjinya itu saja," katanya saat berbincang santai dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (28/9) malam.

Dengan cara tersebut, dirinya kini bisa membuat nelayan menangkap ikan sebanyak 4,1 juta ton untuk mengisi pasar dalam negeri. Jika dikalkulasikan, potensi pendapatannya mencapai Rp410 triliun.

"Nilai yang sangat besar dan luar biasa besarnya. Jadi kalau kita hanya ingin kembali memanggil investor untuk menjadikan ikan dari 6,6 juta trus kita boleh tangkap 9,9 juta dibalikkan ke yang dulu, ya yang dulu cuma 2,5 juta ton. Enggak mau lah saya. Nelayan Indonesia juga sudah pasti enggak ada yang mau," imbuh dia.

Sebelum dirinya menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, hasil tangkapan ikan nelayan hanya 2,5 juta ton. Ratusan kapal asing yang selama ini bermuara di Indonesia, hasil tangkapannya tidak pernah tercatat dan pajaknya tak terbayarkan.

"Contoh aja, Pangandaran sekarang sudah 15 tahun tapi kita tidak pernah lihat ikan Teri. Saya kemarin pulang, ikan terinya satu malam lima ton. Cilacap sekarang keluar udang rebon berton ton. Kita sudah tidak lihat 10 tahun lebih. Hampir 15 tahun. Sejak 2003-2004 sudah tidak pernah lihat. Jarang lihat," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7977 seconds (0.1#10.140)