Genjot Sektor Hulu, Pertamina Kaji Ulang Kontrak 30 Blok Migas
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) saat ini tengah mengkaji 30 blok minyak dan gas (migas) yang dalam masa terminasi atau akan habis masa kontraknya pada 2025. Hal ini dilakukan untuk menggenjot pendapatan perseroan di sektor hulu migas.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina menargetkan pada 2025 produksi di sektor hulu dapat mencapai 1,9 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Saat ini, perseroan terus melakukan pemetaan agar mampu mencapai target produksi sebesar 1,9 juta barel per hari.
"Sampai 2025 ada 30-an blok yang akan terminasi dan berakhir masa kontraknya. Itu yang ada potensi untuk kita review. Ada target sekitar 481 ribu BOEPD (dari blok terminasi). Makanya Pertamina harus serius untuk mapping dari mana dapatkan 1,9 juta barel per hari," katanya saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Selain itu sambung dia, Pertamina mengaku akan meningkatkan produksi di sumur-sumur minyak yang kini masih berproduksi. Dari sumur eksisting tersebut, perseroan menargetkan dapat mencapai produksi hingga 624 ribu MBOEPD pada 2025.
"Jadi bagaimana mengelola sumur yang lama untuk bisa tingkatkan supaya dapat produksi yang lebih tinggi," imbuh dia.
Tak hanya itu, BUMN minyak dan gas ini juga menggenjot bisnis hulu panas bumi (geothermal). Saat ini, Pertamina memiliki 11 proyek geothermal di enam lokasi berbeda yang akan digenjot produksinya hingga mencapai 90 ribu BOEPD. "Pertamina komit bagaimana hasilkan energi di panas bumi, baik uap atau listrik. Target sekitar 90 ribu BOEPD," tuturnya.
Mantan presenter berita ini menambahkan, blok-blok migas perseroan yang ada di luar negeri juga dibidik untuk ditingkatkan produksinya. Dia menargetkan, produksi dari blok migas perseroan yang ada di luar negeri dapat mencapai 473 ribu barel per hari.
"Setelah kita masuk blok di luar negeri ternyata hasil produksinya bagus. Pertumbuhan tinggi, jumlah cadangan besar. Di Iran jumlah cadangannya kategori cadangan raksasa, karena bukan hanya ratusan juta barel tapi miliaran barel. Ini membuat kita confident untuk akuisisi di overseas. Targetnya (produksi migas di luar negeri) bisa 473 ribu BOEPD," tandasnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina menargetkan pada 2025 produksi di sektor hulu dapat mencapai 1,9 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Saat ini, perseroan terus melakukan pemetaan agar mampu mencapai target produksi sebesar 1,9 juta barel per hari.
"Sampai 2025 ada 30-an blok yang akan terminasi dan berakhir masa kontraknya. Itu yang ada potensi untuk kita review. Ada target sekitar 481 ribu BOEPD (dari blok terminasi). Makanya Pertamina harus serius untuk mapping dari mana dapatkan 1,9 juta barel per hari," katanya saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Selain itu sambung dia, Pertamina mengaku akan meningkatkan produksi di sumur-sumur minyak yang kini masih berproduksi. Dari sumur eksisting tersebut, perseroan menargetkan dapat mencapai produksi hingga 624 ribu MBOEPD pada 2025.
"Jadi bagaimana mengelola sumur yang lama untuk bisa tingkatkan supaya dapat produksi yang lebih tinggi," imbuh dia.
Tak hanya itu, BUMN minyak dan gas ini juga menggenjot bisnis hulu panas bumi (geothermal). Saat ini, Pertamina memiliki 11 proyek geothermal di enam lokasi berbeda yang akan digenjot produksinya hingga mencapai 90 ribu BOEPD. "Pertamina komit bagaimana hasilkan energi di panas bumi, baik uap atau listrik. Target sekitar 90 ribu BOEPD," tuturnya.
Mantan presenter berita ini menambahkan, blok-blok migas perseroan yang ada di luar negeri juga dibidik untuk ditingkatkan produksinya. Dia menargetkan, produksi dari blok migas perseroan yang ada di luar negeri dapat mencapai 473 ribu barel per hari.
"Setelah kita masuk blok di luar negeri ternyata hasil produksinya bagus. Pertumbuhan tinggi, jumlah cadangan besar. Di Iran jumlah cadangannya kategori cadangan raksasa, karena bukan hanya ratusan juta barel tapi miliaran barel. Ini membuat kita confident untuk akuisisi di overseas. Targetnya (produksi migas di luar negeri) bisa 473 ribu BOEPD," tandasnya.
(akr)